Guitar - 5
  Hendra Music: 2015

Seputar Lagu Rohani

Sejarah Musik Gereja
 PERKEMBANGAN DAN PERANAN MUSIK GEREJA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PERKEMBANGAN GEREJA

PENGANTAR

Erik Routley menulis  sesuatu  yang menarik didalam bukunya Twentieth Century Church Music :  “Musik Gereja telah mendapat perhatian yang serius dibanding dengan jenis musik yang lain, karena terbukti bahwa para komposer musik gereja yang menuliskan karya-karya untuk gereja adalah musikus yang hebat dan mempunyai kreativitas dan imajinasi yang luar biasa.  Di samping itu juga masa dimulainya suatu musik (sesudah abad ke 16 merupakan masa konflik ) yang mencoba melepaskan diri dari kekangan biara dan memulai suatu usaha untuk menunjukkan jati dirinya sehingga dapat eksis bersama dengan seni yang lain.”  Pernyataan ini telah memberikan suatu gambaran bahwa musik gereja telah melalui berbagai macam ujian untuk eksis di dunia.  Dan perjalanan yang panjang ini membuktikan bahwa eksistensi Musik Gereja itu berkaitan dengan perjalanan Gereja dan tidak dapat dipisahkan dengan gereja.  Keterikatannya dengan Gereja yang terutama adalah  perannya dalam liturgi yang dengan kalimat yang gamblang adalah fungsi dan tujuannya dalam ibadah Gereja.  Itulah sebabnya Dr. Donald J. Hustad dalam bukunya Jubilate mengungkapkan bahwa Musik Gereja adalah Musik Fungsional (Functional Music).  Dalam hal ini berarti tidak ada musik gereja yang netral, karena mempunyai visi dan misi yang jelas terlihat melalui fungsi dan tujuannya.  Juga pernyataan ini juga membuktikan tidak ada musik yang netral dalam dunia ini.  Setiap musik yang ditulis secara sadar atau tidak mempunyai tujuan dan fungsi.

Oleh sebab itu artikel ini ditulis dengan lebih memperhatikan fungsi musik dalam ibadah yang dipengaruhi oleh budaya, sejarah Gereja, sejarah musik dll.  Tentu saja akan dibahas secara singkat tentang hubungannya dengan Alkitab yang memberikan gambaran singkat tentang Peran Allah sebagai Pencipta musik dan hubungannya dengan musik, sehingga memberikan penjelasan betapa pentingnya musik itu bagi Allah dan bagi kita.

Selanjutnya dengan tidak mengurangi arti dan peran sejarah dan budaya harus juga di bicarakan tentang budaya awal yang mempengaruhi perjalanan musik, yaitu dari budaya Israel kuno dan kemudian pada masa Perjanjian Baru harus menelusuri budaya Yunani yang dominan diseluruh kerajaan Romawi hinga masa ini.  Hal inilah yang membuat sejarah musik gereja sangat kompleks dan kadang2 sulit untuk dipahami serta unik.

ASAL-USUL   MUSIK

Bagi Bangsa Israel dan juga bagi bangsa2 yang lain  musik adalah bagian yang vital baik pada masa lalu maupun pada masa sekarang.  Karena ia adalah sarana untuk mengkomunikasikan perintah, mewadahi upacara ritual dan keagamaan, dan juga sebagai alat penghibur.  Berdasarkan penemuan benda2 kuno dan teks2 kuno terungkap bahwa musik Bangsa Israel kuno/ Palestina dan sekitar Asia Timur menyatu hampir di seluruh aspek kehidupan masyarakatnya.  Pengorbanan, perayaan kemenangan, dan aktivitas nubuatan merupakan beberapa contoh yang menunjukkan peranan musik di dalamnya. Sehubungan dengan asal usul musik semua bapak gereja maupun para ahli teologia setuju bahwa musik merupakan anugerah Allah kepada manusia.  Namun bagi  orang yang memegang keyakinan secara alegory, berdasarkan Yehezkiel 28:11-19 percaya bahwa yang dibicarakan pada bagian ini adalah tentang Lucifer yang merupakan direktur musik yang ingin memberontak kepada Alah,  sehingga musik masuk ke dunia dan mempengaruhi musik yang bersifat kudus menjadi musik yang profane. Namun apapun yang diyakini oleh setiap orang, orang kristen percaya bahwa musik berasal dari Allah.

Bila membicarakan asal-usul musik semua bangsa kuno percaya bahwa musik itu berasal dari dewa-dewa.   Bahkan istilah  ‘Musik’ berasal dari  nama 9 dewi mitologi Yunani yang menguasai 9 cabang seni, termasuk musik.  Karena musik berasal dari para dewa, maka bangsa-bangsa kuno percaya bahwa musik mempunyai kuasa atau kekuatan supranatural jika dimainkan atau didengarkan. Hal ini juga dibuktikan oleh Alkitab. Sebagai contohnya adalah kisah Daud yang menyembuhkan Saul dari gangguan iblis dengan permainan kecapinya  (I Samuel 16:14-23). Berdasarkan keyakinan ini bangsa kuno percaya bahwa mereka yang mempunyai kemampuan untuk memainkan musik dianggap setengah dewa atau mempunyai hubungan yang dekat dengan para dewa, sehingga mereka mendapat tempat yang istimewa dalam masyarakat.

MUSIK DALAM PERJANJIAN LAMA

Istilah  nyanyian, menyanyi dan musik dalam Perjanjian Lama dipergunakan untuk menjelaskan nyanyian yang dipergunakan untuk memuji Alah, dalam suasana yang penuh dengan kekhidmatan dan hidup, nyanyian yang dipersembahkan kepada Allah dengan penuh perasaan,  nyanyian yang merupakan bau-bauan yang harum bagi Alah.  Dalam hal ini fungsi musik dalam Perjanjian Lama adalah musik ibadah.  Karena fungsinya yang lebih dominan dalam ibadah, maka ia harus dilakukan dengan benar, tidak sembarangan, dan harus dipisahkan atau dibedakan dari musik dunia/sekuler dan pemujaan dewa atau kultus individu.  Bahkan ada beberapa referensi dalam Alkitab yang menjelaskan bahwa ada musik yang baik dan ada musik yang berbahaya.  Sebagai contoh musik yang tidak baik dapat dibaca dalam kitab Ayub 30:8-10 ketika Ayub menjawab pernyataan Bildad bahwa tidak ada seorangpun yang benar di hadapan Tuhan :”  ...  Tetapi sekarang aku menjadi sajak sindiran dan ejekan mereka ...”   Pernyataan ini memberi bukti bahwa musik dapat dipakai untuk hal-hal yang buruk.

Contoh musik yang baik dapat dilihat melalui pengalaman nabi Elisa dalam II Raja-Raja 3:15-16  yang memperlihatkan pengaruh spiritual musik dan pengaruhnya bagi para pendengarnya : ”Maka sekarang, jemputlah bagiku seorang pemetik kecapi.  Pada waktu pemetik kecapi itu bermain kecapi, maka kekuasaan Tuhan meliputi dia .... “ Melalui musik yang dimainkan oleh pemain kecapi, yang merupakan alat komunikasi, Elisa telah dimampukan oleh Allah untuk menolong Raja Yosafat.

Meskipun demikian tidak dapat dipungkiri bahwa musik juga berperan dalam kehidupan masyarakat, dimana dalam perayaan yang bersifat keagamaan maupun di luar itu musik juga sangat berperan. Karena tidak ada perayaan atau pesta yang tidak menggunakan musik.

Sebagaimana bahasa, musik juga merupakan bentuk komunikasi yang penting. Alkitab dalam bahasa Ibrani ditulis dalam bentuk nyanyian yang diilhami oleh Roh Kudus mempunyai prinsip komposisi musik yang dapat dilihat melalui struktur metriknya. Maksud dari bentuk metrik ini adalah untuk dinyanyikan seperti juga Mazmur dengan diiringi oleh alat musik petik semacam harpa. Karena banyak ahli teologia yang percaya bahwa seluruh Alkitab dalam bahasa Ibrani dapat dibaca dengan dinyanyikan. Berdasarkan pemikiran bahwa Alkitab Ibrani ditulis dan dirangkai berdasarkan suatu struktur musikal banyak ahli arkeologi yang melakukan penyelidikan dan menemukan suatu sistem penulisan musik Ibrani, yang disebut  sistem 19 graphemes (19 bunyi).

Menurut Suzanne Haik-Vantoura  salah seorang yang dengan gigih menyelidiki sistem ini digunaan sebagai bunyi musikal lebih dari 5000 ayat Perjanjian Lama.

 Gambar di bawah ini adalah contoh bagaimana menggunakan sistem bunyi tersebut. Bagian bawah adalah sistem 19 graphemes yang diyakini sebagai notasi dari ayat ini

Melalui suatu research yang mendalam ditemukan bahwa Melodi dan struktur Metrik dari Alkitab Ibrani meneguhkan pendapat adanya inti kesatuan dalam setiap buku yang terdapat dalam Alkitab.  Sistem bunyi inilah yang mengikat seluruh buku dalam Alkitab menjadi suatu kesatuan yang utuh.

Meskipun sistem notasinya sudah ditemukan namun cara membunyikannya yang benar masih dalam penyelidikan.  Ada kemungkinan mirip dengan nyanyian atau musik dari beberapa suku terasing yang terdapat di daerah Afrika dan Asia.

Mazmur yang disebut sebagai Biblical Psalms dinyanyian setiap hari di Bait Allah. Cara lain untuk menyanyikan dan memainkan musik adalah dengan Responsorial Chant;  dimana para pemimpin Lewi menyanyikan (chanting) mazmur dengan iringan berbagai instrumen musik, menyanyikan satu baris dan jemaat akan menyambung dengan menyanyikan ayat selanjutnya dan seterusnya.  Cara lain  adalah bait mazmur dinyanyikan /chant oleh satu orang dari mimbar dan sebagai respon jemaat menyanyikan bagian refrainnya.

Jelas sekali bahwa musik dalam Perjanjian Lama mempunyai peran penting bagi kehidupan keagamaan orang Israel  dan fungsinya adalah untuk mengagungkan Allah dan berkomunikasi baik dengan Allah maupun dengan sesama manusia. (PRAISE #2).

Sumber : www.majalahpraise.co

 
SEJARAH MUSIK GEREJA PADA ZAMAN KRISTUS
Published On Desember, 12 2012 | By Majalahpraise Admin
http://www.majalahpraise.com/sejarah-musik-gereja-pada-zaman-kristus-503.html

BUKU NYANYIAN TUHAN YESUS

    Tentu saja orang-orang Kristen yang mula-mula menyanyikan mazmur-mazmur dan pujian-pujian lain yang terdapat dalam Perjanjian Lama. Dengan kata lain,mereka bernyanyi dalam budaya Yahudi. Alkitab memberi tahu bahwa setelah Perjamuan Terakhir, Yesus menyanyikan sebuah nyanyian pujian bersama para murid-muridNya (Matius 26:30 bnd Markus 14:26); kemungkinan besar yang dinyanyikan adalah Mazmur 113-118, yang secara tradisional dinyanyikan pada perayaan Paskah. Ensiklopedi Alkitab Masa Kini jilid II (hal.121) menjelaskan “Buku doa (Mazmur) inilah nampaknya yang Dia (Yesus) pakai dalam kebaktian sinagoge, dan buku nyanyianNya dalam perayaan Bait Suci.”
       Dalam Matius 26:30 dicatat bahwa “Sesudah mereka menyanyikan nyanyian pujian, pergilah mereka ke Bukit Zaitun.” Terjemahan KJV (King James Version) : And when they had sung an hymn, they went out into the mount of Olives. Terjemahan Yunani : kai {dan} humnê`easantes {menyanyikan `hymne`} exê`ealthon {mereka pergi} eis {ke} to oros {gunung/ bukit} tô`f4n elaiô`f4n {zaitun}.
    Kitab Talmud Yahudi menjelaskan adanya tradisi menyanyikan mazmur dalam Bait Allah kedua. Rupanya Tuhan Yesus dan para muridNya masih memakai kitab ini sebagai buku doa dan songs book mereka.

TIGA JENIS NYANYIAN GEREJA MULA-MULA

    Rasul Paulus membantu kita untuk mengenal jenis lagu yang beredar ketika gereja mula-mula lahir. Dia mencatatnya dalam Efesus 5:19 : “dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati.” Terjemahan KJV : Speaking to yourselves in psalms (Yun : psalmois) and hymns (Yun : humnois) and spiritual songs (Yun : ô`f4dais), singing and making melody in your heart to the Lord. Tiga jenis nyanyian ini pun ditulis lagi dalam Kolose 3:16 sebagai : Mazmur, Puji-pujian  dan Nyanyian rohani.
     Secara singkat dapat dijelaskan bahwa “Mazmur", Yunani:  dari kata  (memetik dengan jari), adalah syair yang dinyanyikan, biasanya diiringi dengan musik. Sedangkan "Kidung puji-pujian", Yunani  dari kata •`5f•`5f•`5f•`5f - hudeô`f4 (mengadakan peringatan, perayaan), adalah lagu yang berisi pujian kepada Allah, pahlawan, orang-orang besar. Seperti yang ditulis di atas, saat sebelum kematianNya, Yesus Kristus pun "menyanyikan kidung puji-pujian" bersama dengan para muridNya, satu hari sebelum ke taman Getsemani di bukit Zaitun.
    Nasehat Yakobus kepada jemaat di Yerusalem bahwa kalau seseorang bergembira, baiklah ia menyanyi merupakan hal biasa dilakukan jemaat mula-mula sebagai ekspresi syukur dan sukacita mereka.
     Tetapi sebaliknya dalam Kisah Para Rasul 16:25 ditulis bahwa Paulus dan Silas malah menyanyikan puji-pujian di dalam penjara di Filipi. Dalam terjemahan KJV : And at midnight Paul and Silas prayed, and sang praises unto God: and the prisoners heard them. Dalam bahasa Yunani diterjemahkan jenis nyanyian yang dikumandangkan mereka adalah Hymne atau Kidung Pujian (Yunani : humnoun = menyanyikan nyanyian pujian `hymne)`. Seperti apakah puji-pujian ini? Tidak mungkin kita mengatakannya dengan pasti, namun dapat dipastikan bahwa mereka menyanyikan pujian    ang memuliakan namaNya, sekaligus lagu ini sebagai ungkapan rasa syukur mereka kepada Tuhan dalam segala hal yang mereka alami. Tentu dalam keadaan seperti itu, pujian yang dinaikkan bukan hanya di bibir saja, tetapi keluar dari hati mereka, bahkan mereka menyanyi dengan suara yang nyaring karena “orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka.” Dan Allah tunjukkan KuasaNya pada mereka dengan cara melepaskan mereka dari penjara. Ada kuasa di atas kidung Pujian (Hymne) juga.
    Nah kalau arti "Nyanyian Rohani", Yunani  adalah istilah umum untuk "lagu". Untuk membuat kata ini menjadi lebih spesifik biasanya ditambahkan keterangan seperti `ô`f4dê`ea pneumatikos`, "lagu rohani"; `ô`f4dê`ea kainos`, "nyanyian baru" (Wahyu 5:9;14:3); `ô`f4dê`ea mô`f4seus`, "nyanyian Musa" (Wahyu 15:3). Dalam Tafsiran Alkitab Masa Kini jilid 3 (hal. 681) dijelaskan : “Bruce menyarankan bahwa yang pertama (Kidung pujian) boleh jadi adalah nyanyian puji-pujian dan kedua (Nyanyian rohani) adalah nyanyian-nyanyian yang tidak direncanakan lebih dahulu.”
    Lukas mencatat sejumlah nyanyian yang terbit dengan spontan. Nyanyian-nyanyian ini begitu penuh sukacita sehingga sering kali diulang oleh orang-orang Kristen yang mula-mula. Nyanyian-nyanyian ini juga terdapat di antara nyanyian yang dinyanyikan dewasa ini. Di antaranya terdapat: "Magnificat” (bahasa Latin : Magnificat anima mea Dominum), nyanyian pujian dari Maria ketika mendengar bahwa ia akan melahirkan Sang Juruselamat (Lukas 1:46-55); "Benedictus”, sukacita Zakharia atas kedatangan sang Mesias (Lukas 1:66-79); “Nunc Dimittis”, ucapan syukur Simeon yang penuh sukacita karena pada akhimya Juruselamat telah datang (Lukas 2:29-32) dan "Gloria in Excelsis," nyanyian pujian para malaikat kepada Allah (Lukas 2:14). Lagu “Gloria in Excelsis” ini untuk pertama kalinya didengar dalam bentuk paduan suara malaikat. Tetapi lambat laun umat Kristen menyanyikannya juga. Lagu ini telah berkembang sedemikian rupa sehingga menjadi salah satu lagu kesayangan umat Kristen. Sejarah gereja mencatat bahwa banyak martir yang menghadapi kematian sambil mendendangkan lagu ini di bibir mereka.
    Perbedaan isi dari Kidung Pujian (Hymne) dan Nyanyian/Lagu Rohani dijelaskan oleh Warren W. Wiersbe sebagai berikut : “Puji-pujian adalah nyanyian pujian bagi Allah yang ditulis oleh orang-orang percaya yang tidak diambil dari kitab mazmur…`85Lagu-lagu rohani adalah ungkapan kebenaran Alkitab selain mazmur dan puji-pujian. Bila kita menyanyikan puji-pujian, kita mengungkapkannya kepada Tuhan; bila kita menyanyikan lagu rohani, kita mengungkapkannya kepada sudara-saudara seiman kita.” Walau komentar ini tidak sepenuhnya dapat dibuktikan, namun bisa memperkaya wacana kita akan jenis lagu-lagu tersebut.
    Nyanyian umat tebusan di Surga dalam Wahyu 4:11dan 5:9-14 kemudian dijadikan lirik  pada gereja mula-mula, "Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat, dan kuasa, sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan," dan seterusnya.
    Lagu-lagu Kristen mula-mula lainnya ditulis sesudah masa penulisan kitab Perjanjian Baru.
Clement I (±`b1 30-96 M) dari Roma (beda dengan Clement dari Alexandria), yang adalah murid dari rasul Petrus dan Paulus, membantu menyelesaikan perselisihan di jemaat Korintus melalui suratnya Surat Kepada Umat di Korintus, salah satu pasal-pasal yang paling menyolok dalam surat tersebut adalah puji-pujian terhadap keseimbangan alam di bumi. Clement, sebagai seorang Paus, seorang mistis, dan sekaligus seorang seniman dalam hatinya, menyaksikan dunia yang dipenuhi oleh kemuliaan Tuhan: hasil ciptaan yang mencerminkan persatuan dan keharmonisan Trinitas Maha Kudus, dan menunjukkan suatu model bagi persatuan dan harmoni dalam Gereja. (Yis/PRAISE #8).
Sumber : www.majalahpraise.com

Bersambung : SEJARAH MUSIK GEREJA PADA ABAD PERMULAAN

SEJARAH MUSIK GEREJA PADA ABAD PERMULAAN
http://www.majalahpraise.com/sejarah-musik-gereja-pada-abad-permulaan-504.html

Setelah kita membahas sejarah musik sebelum masa Kristus (PRAISE 7) dan pada zaman Kristus (PRAISE 8), maka mulai edisi ini kita akan menelusuri sejarah musik Gereja setelah masa Kristus. Musik Gereja telah beradaptasi sesuai zamannya, mulai dari abad permulaan (th 100 – 900), abad pertengahan (th 900 – 1500), zaman Renaissance (th 1450 – 1700), zaman Barok (th 1600 – 1750), zaman Klasik (th 1750 – 1820), zaman Romantik (th 1820 – 1900), zaman modern (th 1900 – 1970), dan zaman kontemporer (th 1970 – sekarang). Kali ini akan diurai tentang musik Gereja pada abad permulaan (th 100 – 900).
Sesudah Bait Allah dihancurkan pada tahun 70 AD, ada hal-hal yang positif terjadi bagi kemajuan agama Kristen, khususnya di bidang nyanyian rohani. Injil sekarang tidak lagi berada di bawah pengaruh Yahudi, karena bangsa-bangsa bukan Yahudi banyak yang menganut Kristen. Sejarah mencatat tahun 70 – 132 kekuatan dari rasa nasionalis bangsa Yahudi dihancurkan oleh bangsa Romawi. Dan sebagai akibatnya, putuslah hubungan antara upacara-upacara Yahudi dengan upacara Kristen.
    Dalam tiga abad permulaan (kira-kira 300 thn), karena adanya penganiayaan terhadap orang-orang Kristen, maka mereka mengadakan pertemuan secara rahasia di tempat yang tersembunyi. Barulah setelah Edik Milano (th 313), dimana Kaisar Konstantinus memberi ijin kebebasan beribadah kepada jemaat, bahkan Kristen menjadi agama resmi Negara, nyanyian-nyanyian Kristen mulai berkembang sebagai ekspresi kegembiraan karena kebebasan yang telah mereka terima. Pada kesempatan inilah jemaat mulai berinovasi untuk mengembangkan pola ibadah, liturgi, dan musik. Yang kemudian kita mengenal dua tokoh besar yang mengembangkan liturgi dan himne yaitu Ambrosius (th 340 – 397) dan Gregorius Agung (th 590 – 604).
Adanya perubahan sikap dan perlakuan terhadap cara menyanyi jemaat dalam ibadah. Awalnya nyanyian jemaat dalam ibadah hanya Mazmur saja. Kemudian berkembang dengan adanya himne. Nyanyian yang diciptakan oleh kedua tokoh ini sangat mempengaruhi perkembangan musik barat pada zaman-zaman selanjutnya.
    Ambrosius dilahirkan tahun 340, diangkat menjadi bishop di Milano tahun 374 dan meninggal dunia tahun 397. Dilahirkan dari keluarga bangsawan dan mendapat pendidikan tinggi, seorang yang fasih lidah dan seorang guru yang hebat. Seorang muridnya yang sangat menonjol adalah Agustinus yang dibaptis olehnya juga. Tokoh ortodoks ini yang menggunakan cara menyanyi antiphonal (saling bergantian oleh paduan suara) di gereja barat pada abad ke-4. Cara menyanyi seperti ini menyebar mulai dari Milano hingga ke Roma, dimana secara resmi cara menyanyi ini diakui oleh Paus Celectine I (th 422 – 432). Cara menyanyi secara antiphonal telah lama dipraktekkan di gereja timur.
    Pada abad ke-4, Ambrosius, uskup Milano menambah himne-himne di dalam perbendaharaan lagu gereja. Himne-himne ini merupakan suatu tantangan bagi gereja karena untuk pertama kalinya dipakai nyanyian yang teksnya tak berdasarkan Alkitab ditambah lagi lagu dari Eropah Timur ini bernada cukup lincah. Hingga pada abad ke-7 dimana Paus Gregorius (th 594 – 604) menyeleksi dan mengatur lagu ibadah yang boleh dipakai serta melarang yang dianggap kurang cocok. Sehingga lagu-lagu gereja yang disebut “Lagu Gregorian” mulai diperkenalkan.
    Namun demikian pada zaman ini belum ada sistem notasi seperti yang kita kenal sekarang, misalnya harga not, birama, irama, tempo, ritme, dan lain sebagainya. Nada yang digunakan adalah tangga nada Yunani yang dikembangkan oleh Ambrosius dan diolah kembali oleh Gregorius menjadi delapan tangga nada (Doris, Frigis, Lidis, Miksolodis, Hipo-doris, Hipo-frigis, Hipo-lidis, Hipo-miksolidis).
    Nyanyian yang diciptakan oleh kedua tokoh ini sangat mempengaruhi perkembangan musik barat pada zaman-zaman selanjutnya. Ambrosius dilahirkan tahun 340, diangkat menjadi bishop di Milano tahun 374 dan meninggal dunia tahun 397. Dilahirkan dari keluarga bangsawan dan mendapat pendidikan tinggi, seorang yang fasih lidah dan seorang guru yang hebat. Seorang muridnya yang sangat menonjol adalah Agustinus yang dibaptis olehnya juga. Tokoh ortodoks ini yang menggunakan cara menyanyi antiphonal (saling bergantian oleh paduan suara) di gereja barat pada abad ke-4. Dari Milano, cara ini mulai menyebar ke Roma, dimana secara resmi cara menyanyi ini diakui oleh Paus Celectine I (th 422 – 432). Cara menyanyi secara antiphonal telah lama dipraktekkan di gereja timur.
    Pada abad ke-4, Ambrosius, uskup Milano menambah himne-himne di dalam perbendaharaan lagu gereja. Himne-himne ini merupakan suatu tantangan bagi gereja karena untuk pertama kalinya dipakai nyanyian yang teksnya tak berdasarkan Alkitab ditambah lagi lagu dari Eropah Timur ini bernada cukup lincah. Hingga pada abad ke-7 dimana Paus Gregorius (th 594 – 604) menyeleksi dan mengatur lagu ibadah yang boleh dipakai serta melarang yang dianggap kurang cocok. Sehingga lagu-lagu gereja yang disebut “Lagu Gregorian” mulai diperkenalkan.
Namun demikian pada zaman ini belum ada sistem notasi seperti yang kita kenal sekarang, misalnya harga not, birama, irama, tempo, ritme, dan lain sebagainya. Nada yang digunakan adalah tangga nada Yunani yang dikembangkan oleh Ambrosius dan diolah kembali oleh Gregorius menjadi delapan tangga nada (Doris, Frigis, Lidis, Miksolodis, Hipo-doris, Hipo-frigis, Hipo-lidis, Hipo-miksolidis). (Yis/PRAISE #9).
Sumber : www.majalahpraise.com

Bersambung : MUSIK GEREJA ABAD PERTENGAHAN (450M – 1400 M)

SEJARAH MUSIK GEREJA ABAD PERTENGAHAN (450M – 1400 M)
Published On Desember, 12 2012 | By Majalahpraise Admin

Musik abad pertengahan dimulai dari jatuhnya kerjaan Romawi dan berakhir sekitar tahun 1400, bersamaan dengan dinmulainya musik era Renaissance.
Yang menonjol pada masa ini adalah perkembangan budaya Gereja Barat yang disebut dengan budaya Gothik, ditandai dengan banyaknya perkembangan katedral-katedral bergaya Gothik (busur Gothik yang ke atas mencerminkan kontras antara Surga dan dunia. Surga dianggap sebagai dunia yang “jauh di sana”, dari sana datanglah cahaya rahmat ke dunia ini). Perkembangan kota selalu bersumber dari gereja/biara. Perkembangan kota biasanya selalu mengelilingi gerej/biara sebagai pusatnya. Hal ini disebabkan kekristenan berkembang pesat di masyarakat Eropa. Agama Kristen, kebudayaan Yunani-Romawi, serta tradisi di Eropa utara mempengaruhi kebudayaan Eropa. Seluruh hidup masyarakat diatur oleh agama Kristen. Para biarawan/wait selalu dianggap sebagai kaum intelektual. Banyak sekolah-sekolah khusus musik dibangun, contohnya Notre Dame School di Paris yang sangat terkenal dari tahun 1150 sampai dengan 1250. Sehingga ada tiga kelas social yang menjadi tatanan hidup, khususnya bangsa Eropa Barat di abad pertengahan: kaum bangsawan, kaum Rohaniawan/wati, dan kaum petani/pedagang.

BERMULA DARI ROMA
    Musik abad ini bermula pada Gereja Roma Katolik di barat (Eropa Barat). Musik ini digunakan dalam ibadah terutama di katedral dan biara, biasanya diyanyikan oleh para biarawan/wati. Musik gereja pada abad ini biasanya disebut dengan istilah musik Gregorian [seperti paus Roma yang berhasil mengatur kembali liturgi Katolik yaitu St. Gregorious Agung (590 – 604 M)], yang bersifat plainchat (musik polos). Kebanyakan musik vocal, karena gereja tidak mengijinkan penggunaan alat musik dalam ibadah. Hal itu disebabkan pada awalnya alat musik biasa dipaaki oleh kaum penyembah berhala untuk ritual ibadah mereka bagi para dewa. Baru setelah tahun 1100 instrumen musik muai diperbolehkan penggunaannya dalam gereja: orgel pipa. Pada masa ini musik terbagi dalam dua kategori: musik gereja (sacral) dan musik sekuler.

MUSIK MONOFONIK
    Seperti yang dijelaskan di muka, musik Gregorious sangat dominant pada abad ini. Musik yang bersifat monofonik (satu suara) ini dinyanyikan dalam bahasa Latin tanpa iringan musik. Musik yang disebut plainchart ini digunakan untuk peribadatan, baik Misa (Minggu) maupun ibadah harian (ofisi). Musik ini mementingkan vocal. Tujuannya untuk mencapai kekhidmatan kebaktian. Karakteristik dari musik Gregorian adalah non-metrikal (tidak berirama) dan memakai tangga nada Gerejawi (seperti Doris, Frigis, Lydis, Mixolydis, dsb – lihat PRAISE 9). Musiknya ada yang rumit (melismatis) serta ada pula yang merupakan kombinasi dari keduanya. Biasanya untuk misa lebih rumit dibandingkan musik untuk ibadah harian. Namun demikian dibandingkan lagu-lagu sekuler lainnya, lagu Gregorian bersifat lembut, menggambarkan dunia lain dan mewakili suara gereja.

MUSIK SEKULER
    Di samping lagu-lagu Gregorian yang mendenominasi, terdapat pula musik di luar gereja yang disebut musik sekuler, yang syairnya ditulis oleh para Bangsawan Perancis. Di Perancis selatan disebut dengan istilah Troubadours, di Perancis utara disebut dengan istilah Trouvers dan minnesinger di Jerman dan Australia.
    Terdapat 1650 lau-lagu Troubadour dan Trouvers yang berhasil diselamatkan, notasinya tak memberi petunjuk adanya ritme, tetapi banyak di antarnya bersifat regular (teratur) dengan tanda-tanda beat (ketukan) secara jelas. Dengan demikian lagu sekuler ini sangat berbeda dengan ritme Gregorian yang bersifat bebas dan non-metrikal.
    Isi dari musik-musik sekuler yang disebut musik popular ini biasanya bertemakan kepahlawanan atau perjuangan sebagaimana pada masa ini terdapat banyak perang-perang terutama perang salib. Tema lain yang disukai adalah tentang cinta atau romantisme, biasaya berupa pujian atau keluhan dari kekasih kepada pasangannya. Tma lain yang cukup berkembang adalah Lamentatio atau sebuah kidung ratapan mengenaii kematian dari Bangsawan atau orang yang disegani atau yang dikasihi. Contoh jenis musik sekuler dalam masa ini: Alba (nyanyian pagi), Pastourelle (nyanyian gembala dan Estampie (musik dansa).

MUSIK POLYFONIK
    Untuk berabad-abad lamanya, tradisi musik barat pada dasarnya adaah monofonik (satu suara), memiliki hanya satu garis melodi saja, tetapi tahun 700 dan 900 para pendeta mulai menambahkan garis melodi kedua untuk nyanyia Gregorian dalam paduan suara di biara-biara mereka sehingga menjadi bentuk musik polyfonik. Hal ini disebut sebagai musik organum. Musik organum adalah terdiri dari melodi plainchat yang ditambahkan rangkaian nada lain yang dibunyikan pada waktu bersamaan. Jenis musik ini berkembang di katedral Notre Dame, Paris, Prancis yang dibangun pada tahun 1163-1235.
    Pada mulanya melodi kedua ini bersifat improvisasi dan tidak tertulis. Hanya duplikasi dari melodi semula dan dinyanyikan dalam pitch yang berbeda. Walaupun demikian, para pendengar musik pada zaman itu mengalami kejutan mendengarkan musik ibadah dimana garis melodi pokoknya. (dari berbagai sumber/Yis/PRAISE #10).
Sumber : www.majalahpraise.com

Bersambung : MUSIK GEREJA PADA MASA RENAISSANCE (1450-1700)

MUSIK GEREJA PADA MASA RENAISSANCE (1450-1700)
Published On Desember, 12 2012 | By Majalahpraise Admin
http://www.majalahpraise.com/musik-gereja-pada-masa-renaissance-%281450-1700%29-507.html

Musik era ini adalah musik di antara tahun 1400 sampai tahun 1600. Di Era ini manusia menjadi sadar akan martabatnya sebagai pribadi. Hal ini berhubungan dengan aliran humanisme yang mengetegahkan kembali ajaran dan kesenian Yunani. Akibatnya ialah bahwa manusia sedekit demi sedikit melepaskan diri dari ikatan gerejani dan sosial yang menentukan hidup dalam abad-abad pertengahan. Maka manusia menemukan kekayaan dalam dunia dan dalam diri-sendiri. Terjadi suatu kelahiran kembali (renaissance): 1492 Colombus menemukan benua Amerika yang membuka jalan untuk memperluas ekonomi dan sekaligus iman kristiani. Tahun 1511 Pedagang Portugis sampai di Indonesia dan mulai kolonisasi di Asia Tenggara. Tahun 1650 Pedagang Belanda mengusir mereka dan melanjukan kolonialisme terutama di Indonesia. Sebagai akibatnya berkembanglah kota-kota  di Eropa sebagai pusat perdagangan, kerajinan dan pertukangan. Hidup masyarakat mulai berpusat di kota-kota yang terlindung dengan fasilitas-fasilitas yang menjamin hidup lebih mewah. Negara-negara tertentu menjadi kuat, termasuk Italia yang menjadi negara gereja di bawah pimpinan Sri Paus. Di satu pihak di sinilah kesenian diperkembangkan, di lain pihak sekaligus hidup moral dan rohani mundur. Hal ini antara lain mendatangkan reformasi (1519) yang dilanjutkan dengan kontra reformasi (ordo Jesuit didirikan 1520, Konsili Trente 1545-1563).

MUSIK INSTRUMENTAL
    Renaissance dapat juga diartikan sebagai periode dalam Sejarah Eropa Barat dimana manusia mulai melakukan eksplorasi terhadap dunia, baik melalui perjalanan atau penjelajahan ke Timur maupun ke Selatan belahan bumi, tetapi mereka juga gemar mengembangkan ilmu pengetahuan dan kesenian. Oleh karena pikiran manusia menjadi semakin bebas, maka musik sekuler mulai muncul dan berkembang pula musik-musik instrumental yang semula kurang mendapatkan tempat di lingkungan tradisi gereja. Instrumen musik yang digunakan pada era ini sangatlah bervariasi dan beberapa masih dipakai hingga saat ini. Secara garis besar, instrumen musik pada era renaissance dapat dibagi menjadi brass, strings, perkusi, dan woodwind. Instrumen brass yang terkenal adalah slide trumpet, cornett, trumpet, dan sackbut. Alat musik string yang terkenal adalah viol, lyre, irish harp, dan hurdy gurdy. Alat musik perkusi yang terkenal adalah tamborin dan jew’s harp, yang sangat terkenal untuk melamar kekasih mereka pada era renaissance. Lalu alat musik woodwind atau alat musik tiup dari kayu yang terkenal adalah shawm, read pipe, hornpipe, bagpipe, panpipe, transverse flute, dan recorder. Bahkan recorder masih diajarkan di sekolah dasar hingga saat ini.
     Tetapi musik gereja tetap sangat penting dan gaya polifonik vokal sangat berkembang pada periode ini. Bahkan bisa dikatakan masa puncak perkembangan musik polifonik (gaya kejar-kejaran) adalah masa renaissance. Ciri-ciri musik polifonik adalah semua suara berdikari, sedapat-dapatnya dengan saling menirukan (kanon dan tehnik imitasi). Kesenian ini merupakan hasil kesatuan dari berbagai unsur musik dari seluruh Eropa, karena para pengarang menjelajah daerah-daerah sambil mempelajari gaya musik lokal dan mengarang di situ. Kalau polifonik dalam abad-abad pertengahan tidak berpangkal dari syair, tetapi merupakan suara tambahan, tidak mempedulikan keindahan bunyi, bisa dikatakn apalagi iramanya pelit, kini bunyi yang indah makin menentukan. Bunyi bersama diperhatikan, dalam musik dicari dan diungkapkan arti bahasa, arti bunyi kata. Musik menjadi makin manusiawi!
     Yang menarik disimak adalah Lagu Gregorian dalam masa renaissance mengalami suatu perkembangan. Bahkan timbul tangga nada gregorian yang baru, ionis dan elois yang kemudian menjadi Mayor dan minor. Misa de Angelis dan Salveregina ditulis dengan tangga nada yang sudah mirip dengan Mayor. Selain itu timbul banyak sekuensi baru terutama untuk pesta-pesta orang kudus. Menjadi biasa juga untuk memberi kata baru pada nada-nada yang dilengkung (tropus). Namun di lain pihak lagu Gregorian mundur dan dirasa sebagai lagu wajib yang kalah bagusnya terhadap lagu polifonik.Dalam reformasi di gereja Protestan musik mendapat kedudukan baru: Berpangkal dari imamat umum, maka seluruh umat menjadi pelaksana liturgi. Maka timbulah nyanyian umat dalam bahasa pribumi (Koral). Martin Luther (1483-1546) sendiri mengarang sejumlah koral dan mengambil alih banyak lagu profan dengan memberi lirik rohani (Kontafaktur). Lagu dengan satu suara diperkembangkan menjadi motet (Michael Praetorius 1571-1621). Musik orgelpun mulai berkembang.

JENIS MUSIK
Genre musik pada era ini sangatlah bervariasi. Genre yang sangat terkenal adalah mass, motet (Motet, suatu pengolahan teks secara polifonik, potongan demi potongan, dengan motif yang lain-lain, sesuai dengan arti teks. Tehnik imitasi main peranan besar), madrigal spirituale, dan juga laude. Musik sekuler juga memainkan lagu dari satu ataupun banyak suara seperti frottola, chanson, dan madrigal. Genre musik vocal sekuler adalah madrigal, frottola, caccia, chanson, rondeau, virelai, begerette, ballade, musque mesuree, canzonetta, villancico, villanelle, villotta, dan juga lute song. Selain itu, masih ada juga genre-genre seperti toccata, prelude, ricercar, canzone, intabulation, basse dance, pavane, galliard, allemande, dan courante yang membuat musik era renaissance menjadi lebih semarak dan meriah. Pada akhir era renaissance, juga terdapat banyak lagu opera seperti monody, madrigal comedy, dan juga intermedio.

KOMPOSER ZAMAN RENAISSANCE
Era renaissance juga melahirkan komposer-komposer kenamaan eropa. Pada masa awal renaissance, ada komposer ternama seperti Leonel Power, John Dunstable, Gilles Binchois, dan Guillaume Dufay. Nama-nama seperti Pierre de La Rue, Antoine de Fevin, Antonius Divitis, dan Cipriano de Rore dapat Anda temukan di masa pertengahan renaissance. Lalu masih ada juga nama Johannes de Fossa, William Byrd, Tomas Luis de Victoria, Philippe Rogier, dan Carlo Gesualdo yang Berjaya di akhir era renaissance. Masih banyak lagi komposer-komposer kenamaan yang membuat era renaissance yang meskipun dikenal kurang produktif, namun berhasil membuat era tersebut menjadi awal dari musik modern yang sangat terkenal. Musik-musik era renaissance meskipun sangat kurang dalam hal kuantitasnya, namun sangat bagus dalam hal kualitasnya.
    Masyarakat kota kini berkembang seni lagu rakyat. Memang dalam masa renaissance masyarakat mulai berpartisipasi dalam musik. Maka di samping musik rohani/gereja kini berkembanglah pula nyanyian duniawi /sekuler serta musik tari ; Chanson, Villanelle, Madrigal, nyanyian koor. Bahkan sudah lahir pula satu bentuk musik yang baru berkembang dalam masa Barok : Opera. (Yis/PRAISE # 11).

Sumber : www.majalahpraise.com

Bersambung : MUSIK GEREJA PADA MASA BAROK (1600-1750)

MUSIK GEREJA PADA MASA BAROK (1600-1750)

http://www.majalahpraise.com/musik-gereja-pada-masa-barok-%281600-1750%29-510.html
Musik era Barok dimulai pada tahun 1600 dan berakhir pada tahun 1750. Arti dari Barok (baroque) sendiri adalah mutiara yang tidak berbentuk. Makna ini juga menggambarkan arsitektur musik pada masa ini yang sangat abstrak. Musik klasik sangat mendominasi di zaman ini, sehingga masa Barok juga disebut sebagai era musik klasik Eropa. Awalnya memang berpangkal dari Italia, kemudian gaya Barok meluas ke seluruh Eropa dengan menentukan segala bidang seni: Seni sastra dan drama (Moliere, Cerventes, Angelus Silesius, Grimmelshausen, A Elsheimer), arsitektur (Bernini, Fischer von Erlach, Baltasar Neumann) dan musik. Gaya Barok bercirikan perpaduan antara  kemewahan dunia dan suasana Surga. Hal tersebut terlihat pada gedung-gedung gereja serta istana yang dibangun mencerminkan “hadirnya Surga di dunia ini” dapat dilihat dalam banyak lukisan, hiasan, kemewahan.
     Para komposer terbaik dari dunia musik klasik Eropa sangat berjaya di era ini. Sebut saja Claudio Monteverdi, Antonio Vivaldi, George Frideric Handel, Arcangelo Corelli, dan sang maestro musik klasik, Johann Sebastian Bach. Para komposer tersebut bekerjasama dengan pemain musik untuk memajukan musik. Mereka membuat perubahan di notasi musik dan juga menciptakan cara baru dalam memainkan instrumen musik. Era musik Barok juga merupakan tonggak dari terciptanya dan diakuinya musik dalam opera. Banyak sekali teknik musik dan konsep musik dari era Barok masih dipakai hingga saat ini. Kebanyakan dari alat musik klasik seperti biola dimainkan dengan sangat baik di era ini.
     Sebenarnya perkembangan musik Barok sudah dirintis oleh pengarang musik vokal di akhir abad ke-16. Di maza Barok ini, Polifoni makin diganti dengan gaya homofoni, maka harmoni Mayor dan Minor makin dipentingkan dalam susunan chord yang makin gaya. Birama dan hitungan menjadi penting sebagai dasar untuk bermusik bersama. Berkembanglah suatu gaya musik baru : Monodi dan Generalbas (akor-akor pengiring untuk satu suara). Musik ini cocok sekali untuk diisi dengan suara-suara instrumental untuk memeriahkan suasana. Dan inilah tujuan masa Barok! Tak dipungkiri. musik instrumental kini sangat maju, mula-mula sebagai musik pengiring kemudian sebagai musik yang punya tujuan dalam diri sendiri. Maka tumbuhlah bentuk musik baru: Toccata, fantasia, improvisasi tentang sebuah nyanyian, variasi, suita, sonata, konser, passacaglia untuk orgel dan Cembalo.
Di kalangan Protestan, berkembang keinginan untuk merayakan pesta (celebratioan) yang mewah dan mengesan melalui penampilan musik di dalam gereja. Sejajar dengan opera, di luar gereja timbulah oratorium denn aria, koor dan musik instrumental dari orkes namun tanpa disandiwarakan, pengarang oratorium pokok adalah George Frideric Handel. Kantata adalah oratorium mini yang terutama diciptakan untuk ibadat hari Minggu di gereja Protestan. Johann Sebastian Bach mengarang lebih dari 200 kantata. Musik orgel kini mengalami masa jayanya, terutama oleh J.S Bach.
Di kalangan gereja Katolik, berkembang ibadahnya  “Devotio Moderna” ialah keinginan untuk mengungkapkan isi hati secara wajar. Hal ini menjadi dasar untuk karangan misa dan orkes, yang diselenggarakan di gereja Katedral dan istana. Proprium Gregorian pun diganti dengan lagu baru. Maka lagu Gregorian makin kurang dikenal; dirasa terlalu sederhana. Maklumlah manusia Barok mengalami hadirnya Tuhan dalam ibadat sebagai Raja. Sehingga mulai berani bersuara lantang. Kemasan yang baru seperti ini bertujuan untuk memuliakan Tuhan dengan menyajikan hal yang menarik sehingga menyenangkan manusia. Maka dalam gereja sering terdapat dua koor, permainan instrumen, orgel pun menjadi makin populer. Sehingga tempat orgel dipindahkan di balkon di belakang, berhadapan dengan altar. Akibatnya bahwa seluruh ruang gereja dipenuhi dengan bunyi, umatpun (yang dulu terpisah dari altar) kini diintregrasikan di dalam liturgi. Sikap berdoa ini memang bertentangan dengan keputusan Konsili Trente yang berulang kali ditegaskan kembali oleh Sri Paus.

 GAYA MUSIK MASA BAROK
    Gaya musik barok sangatlah terkenal hingga sekarang. Sebut saja Darmstadt overtures dari Jerman, overtura dari Prancis , allemande dengan tempo sedang, courante dari Prancis, sarabande yang mempunyai beat antara 40 dan 66 per menit, dan gigue dari Inggris yang bisa dimulai dari segala beat. Lalu masih ada gavotte yang dimainkan dengan 4/4 dan selalu dimulai pada beat ke 3 dalam tangga musik. Gavotte biasanya dimainkan dengan tempo sedang, namun terkadang ada beberapa komposer dan pemain yang lebih suka memainkannya dengan cepat. Selain itu, masih ada bourre yang mirip dengan gavotte. Namun, bourre dimainkan dengan 2/2 dan dimulai pada half yang kedua pada beat akhir di tangga nada. Hal ini dapat menciptakan perbedaan yang unik dalam musiknya. Biasanya bourre dimainkan di tempo sedang. Namun komposer kenamaan seperti George Frideric Handel memainkan bourre dengan tempo yang jauh lebih cepat. Lalu, ada minuet yang merupakan barok dances yang paling terkenal di triple meter. Minuet dimainkan di tempo sedang dan dapat dimulai di beat manapun dalam tangga nada. Kemudian, masih ada passepied yang sangat cepat dan sering dimainkan oleh George Frideric Handel dan Johann Sebastian Bach. Terakhir, ada rigaudon yang dimainkan di duple meter. Rigaudon diciptakan di Prancis tepatnya di Provence.
     Lagu-lagu instrumental dari era Barok juga sangat banyak. Kita bisa menemukan concerto grosso, fugue, suite, sonata, partita, canzone dan sinfonia. Masih ada juga jenis instrumental seperti fantasia, ricercar, toccata, prelude, chaconne, passacaglia, chorale prelude, dan stylus fantasticus. Jenis musik instrumental dari era barok terus dimainkan hingga sekarang. (Dari berbagai sumber/Yis/PRAISE #12)

Bersambung : ERA MUSIK KLASIK (1750-1820)


Era musik KLASIK (1750-1820)
Published On Desember, 12 2012 | By Majalahpraise Admin
http://www.majalahpraise.com/era-musik-klasik-%281750-1820%29-513.html

KARAKTERISTIK MUSIK KLASIK
     Musik era klasik dimulai dari tahun 1750 hingga tahun 1820. Era musik klasik terletak di antara era Barok (PRAISE 11) dan era Romantik (PRAISE 13). Barok berhasil menggerakkan perasaan manusia. Dengan mengalami pesta yang mewah di dalam dan luar gereja, manusia terpesona oleh kebesaran Tuhan. Secara tidak langsung, keadaan tersebut justru membuka suatu jurang antara ibadat dan realita hidup. Liturgi menjadi tontonan saja yang memang menyenangkan, namun juga tidak membantu untuk mengatasi kesulitan hidup bersama. Inilah sebabnya pada pertengahan abad ke-18 timbul gerakan “fajar budi” (Aufklarung) sebagai reaksi terhadap Barok. Kini tekanan berat diletakkan pada “otak”. Maka Lessing (1778), Winclelmann(1764), Kant (1781), Fichte Schelling, Hegel menuntut agar supaya seni dan tradisi kembali kepada hakekatnya: Perwujudannya harus sederhana namun berbobot, jelas dan sedemikian hingga masuk akal (logis). Maka kini berkembanglah suatu musik yang kemudian disebut “klasik”, artinya dianggap sebagai musik tertinggi dalam perkembangan musik Barat. Hal ini disebabkan, karena musik ini mengungkapkan isinya secara indah namun wajar, seimbang, tanpa kelebihan apapun. Rasa kaku dari musik Barok (dinamika, keras, tempo yang tetap, satu tema untuk satu lagu) kini diatasi dengan dinamika dan tempo yang fleksibel dengan dua tema yang kontras.
Suara pokok yang terutama memakai tangga nada Mayor (Minor dipandang sebagai mayor yang “menangis”) kini diiringi secara seni dan hidup Akord-nya mudah dimengerti, namun disamping akord selaras terdapat pula eksperimen dengan akor janggal.
Selain itu ciri khas musik klasik terletak dalam unsur “progresif” : Musiknya tidak lagi bersifat “abadi” dengan mengulang-ngulang satu tema (seperti juga musik gamelan !). Dalam musik Klasik satu motif (kelompok nada) diulang sambil dirubah, diperkembangkan, dikontraskan dengan motif lain, hingga terjadilah sesuatu dalam musik, ia merasa terlibat. Hidupnya diungkapkan dengan akor disonan yang memancing akor konsonan, dalam pembawaan yang keras dan lembut, dalam variasi bunyi yang bermacam-macam. Karakteristik musik dari era klasik adalah homophonic yang melodinya di atas iringan akord. Musik di era ini juga terkenal sangat indah dan elegan dengan ekspresi dan struktur musik yang dikerjakan dengan sangat sempurna.
     Bila dibandingkan dengan musik era Barok, musik era klasik lebih ringan, lebih mudah dan tidak membingungkan, serta mempunyai tekstur yang jauh lebih jelas. Melodi yang dimainkan di era ini biasanya lebih pendek dari era Barok. Ukuran dari orchestra sangat berkembang baik dalam kuantitas maupun kualitas. Lalu instrument harpsichord yang sudah tidak digunakan lagi dan digantikan oleh Piano. Pada era klasik ini, piano dimainkan dengan ditemani oleh Alberti bass dan semakin kaya dengan suara dan semakin kuat. Bentuk sonata juga sangat berkembang dan menjadi elemen utama dalam era musik klasik.

KOMPOSER MUSIK KLASIK
Musik Klasik sangat identik terutama dengan musik instrumental. Maka berkembanglah alat musik baru: terutama piano. Instrumen kini digandakan menjadi kelompok viol satu, viol dua, alat tiup kayu, alat tiup logam dan sebagainya. Dengan demikian orkes sinfoni mampu untuk mengungkapkan perbedaan dalam warna bunyi yang bermacam-macam.
Hanya tiga komponis yang lazim disebut sebagai komponis klasik : Joseph Haydn (1732-1809), Wolfgang Amadeus Mozart (1756-1791), Ludwig van Beethoven (1770-1827). Ketiga-tiganya mengarang di Vienna. Karena banyak sekali komposer yang berkarya di Vienna dan membentuk Viennese School, maka musik Klasik sering disebut sebagai era musik klasik Viennese atau wiener klassik dalam bahasa Jerman. Bahkan Hadyn dan juga Mozart (walau hanya selama dua tahun ) mengarang cukup banyak misa. Tentu juga dalam gaya musik sinfoni. Terpengaruh oleh “fajar budi”, maka tujuan ibadat tidak dilihat sebagai “syukur kepada Allah yang transeden”, tetapi
sebagai sarana untuk membangkitkan rasa khidmat dan saleh dengan menunjuk jalan untuk hidup sebagai manusia yang baik.
   Hal ini mendapat dukungan oleh Paus Benediktus XIV dalam ensiklika “Annus Qui” tahun 1749 dimana gaya teatral musik Barok ditentang di dalam gereja, namun misa dengan orkes simfoni dibenarkan, asal tidak bertujuan untuk menyenangkan telinga saja, tetapi untuk menciptakan sikap batin yang saleh. Memang diharapkan suatu musik “gaya gerejani” sesuai dengan nilai ibadat di hadapan Alah yang maha tinggi. Dan justru dengan musik klasik, Paus Benediktus mengharapkan akan tercapai tujuan ini. Namun “fajar budi” menghapus batas antara musik sakral dan profan dan musik gereja mengikuti kecenderungan yang baru ini. Maka liturgi makin menjadi kesempatan untuk dipentaskan musik yang bagus.
Selain ketiga komposer di atas, sebenarnya banyak sekali komposer-komposer terhebat yang pernah ada di dunia musik, hidup di era klasik. Selain yang sudah disebutkan di atas, masih ada juga Luigi Boccherini, Muzio Clementi, Carl Phillipp Emanuel Bach, Johann Ladislaus Dussek, dan Cristoph Willibald Gluck. Pada masa transisi antara musik Klasik dan Romantik juga melahirkan banyak sekali komposer kelas dunia. Nama-nama seperti Franz Schubert, Johann Nepomuk Hummel, Carl Maria von Webber, dan Luigi Cherubini. Bahkan Ludwig van Beethoven juga berkarir di era ini.
Hal terbaik dari musik klasik adalah mereka menjadi elemen dasar dari semua musik di era selanjutnya. Bahkan ada ungkapan bahwa musik klasik tidak akan pernah mati. Contohnya Franz Schubert, Carl Maria von Weber, dan John Field yang hidup di era transisi dan menjadi generasi klasik Romantik. Banyak sekali komposer di era setelah era klasik yang masih belajar dari karya-karya Mozart dan Beethoven. Bahkan keagungan karya dari Beethoven dalam Moonlight Sonata telah menjadi contoh dan inspirasi dari ratusan karya lain setelahnya. Bahkan karya dari Mozart masih dimainkan dan dipelajari dalam harmoni dan orchestra musik setelah 80 tahun kematian dia. Jatuhnya era musik Klasik ditandai dengan jatuhnya generasi Vienna yang mulai ditinggalkan oleh komposer ternama di masa itu. Setelah itu, mulailah era musik Romantik. Pada edisi PRAISE yad akan diketengahkan musik masa Romantik ini.
     Situasi dan keadaan liturgi gereja pada waktu itu makin miskin dan hampa, karena sesudah meninggalkan tradisi musik gereja (Gregorian dan polifoni klasik) dan dengan menirukan gaya ibadat di gereja katedral. Tambahan pula, dalam rangka sekularisasi biara-biara dibubarkan oleh pemerintah, maka lenyaplah pula kemungkinan untuk menimba kekuatan baru, karena iman umat pun dangkal. Namun justru kemiskinan inilah memancing kedatangan musik gereja yang baru (dalam masa Romantik). (Berbagai Sumber/Yis/PRAISE #13). Sumber : www.majalahpraise.com

Bersambung : MUSIK ERA ROMANTIK


KARAKTERISTIK MUSIK ROMANTIK
     Musik era Romantik dimulai pada tahun 1815 dan berakhir pada tahun 1910. Walaupun dinamakan era musik Romantik, bukan berarti musik di masa ini hanya berisi tentang cinta ataupun cinta yang romantik. Sebenarnya era musik tersebut dinamakan Romantik karena dapat menggambarkan adanya ekspresi pada komposisi musik pada jangka waktu tersebut. Lalu kenapa disebut Romantik? Sekali lagi Romantik di sini tidak ada hubungannya dengan cinta. Namun karya-karya dan komposisi musik yang lebih bergairah dan jauh lebih ekspresif daripada era-era sebelumnya. Dapat dikatakan bahwa berkembangnya musik Romantis sebagai ungkapan perasaan perorangan. Manusia melarikan diri dari realita ke dalam dunia bunyi. Kekayaan bunyi baru diperoleh dengan perwujudan melodi, harmoni dan bentuk musik secara baru. Pada contohnya, transisi indah dari gerakan ke 3 hingga gerakan ke 4 dari symphony Beethoven. Pada dasarnya, semua komposer pada era Romantik mempunyai cara baru yang jauh lebih menarik dari sebelumnya.
     Orkesnya menjadi makin besar. Pemain musik semakin lihai. Perlu dicatat pula, bahwa masyarakat dari golongan tengah dan rendah makin memainkan peranan di kota. Maka lahirlah jenis musik baru: Musik hiburan. Di Amerika musik Jazz, di Eropa musik Salon, musik koor pria, fanfare (Sebuah Fanfare adalah lagu pendek yang dimainkan oleh terompet dan alat musik tiup lain, sering disertai dengan perkusi, biasanya untuk keperluan upacara, biasanya untuk bangsawan atau orang-orang penting), musik rumah (terutama untuk piano), waltz, operet. Opera yang pernah popular di masanya, namun kini untuk masyarakat telah menjadi hal yang biasa. Musik Klasik dipentaskan kembali, namun untuk golongan atas.
     Karakteristik utama dari musik Romantik sendiri adalah kebebasan lebih dalam bentuk musik dan ekspresi emosi serta imaginasi dari komposer. Lalu ukuran dari orchestra yang menjadi semakin besar dan bahkan bisa disebut raksasa dibandingkan sebelumnya. Hasil karya dari para komposer juga menjadi semakin kaya akan variasi dari mulai lagu hingga karya pendek dengan piano dan diakhiri dengan ending yang sangat spektakuler dan dramatis pada puncaknya. Secara teknik, para pemain musik pada era ini juga mempunyai level sangat tinggi terutama dalam alat musik piano dan biola. Banyak sekali musisi yang dianggap sebagai seorang virtuoso di bidang musik. (Virtuoso dari bahasa Italia: virtuoso, bahasa Latin Virtus, yang berarti: skill, keahlian, excellence. Jadi Virtuoso adalah seorang yang memiliki kemampuan teknis yang luar biasa dalam bidang menyanyi atau memainkan alat musik).
     Era musik klasik sendiri ditandai dengan terciptanya symphony berjudul Eroica yang diciptakan oleh Ludwig Van Beethoven. Era ini merupakan transisi dari era musik klasik dan modern. Hal inilah yang menyebabkan jenis musik menjadi lebih sederhana dan lebih mudah. Contohnya, daripada memakai pivot chord, era musik klasik lebih banyak memakai pivot note. Komposer seperti Beethoven dan Richard Wagner lebih suka memakai harmonic dan mengembangkan chord yang sebelumnya tidak dipakai atau juga chord yang diinovasi lebih. Contoh terbaik dari fungsi harmonic adalah Tristan und Isolde dimana Richard Wagner memakai chord temuannya, Tristan chord.
     Era ini juga merupakan era opera. Nama Richard Wagner diakui dunia karena ciptaannya di bidang opera yang sering dimainkan. Lalu opera Carmen hasil karya bizet dari prancis dan juga opera verismo dari italia yang menggambarkan realitas, sejarah, dan dongeng melalui indahnya lantunan musik.

MUSIK GEREJA ERA ROMANTIK
Musik gereja abad ke-19 pun menampakkan diri dalam beberapa lapisan : Di satu pihak terdapat musik tinggi dengan orkes besar sebagai lanjutan tradisi klasik, namun kini dalam gaya Romantik (Fr. Schubert, J. Rheinberger, F. Liszt, A. Bruckner A. Dvorak, Ch. F. Gounod, G Verdi, C. Franck, J. Brahms). Perlu disebut pula bahwa lebih-lebih di Eropah Tengah dalam abad ke-19 lahir banyak lagu Natal yang bagus-bagus yang terkenal sampai sekarang bahkan sampai ke Indonesia.
Di lain pihak terjadi suatu reaksi terhadap musik orkes dalam ibadat: suatu gerakan pertama-tama menghidupkan kembali nyanyian gereja dari masa Renaissance dan Barok dengan diberi syair baru. Bahkan nyanyian Gregorian dilatih kepada umat. Usaha ini diperkuat dengan adanya buku nyanyian gereja seragam untuk setiap keuskupan sendiri. Untuk menghormati bunda Maria, Hati Yesus, Sakramen Mahakudus terciptalah lagu baru dalam gaya romantis yang cukup sentimental. Gerakan ini berpangkal dari Dom Gueranger (Perancis) serta Fx Haberl (Jerman). Namun karena bersaing dan bertentangan dalam studi terhadap naskah-naskah asli, maka gerakan ini dalam abad ke-19 belum mencapai sasarannya.
     Suatu inisiatif lain untuk memperbaharui musik gereja (di suatu aliran gereja) adalah Cecilianisme. Fx. Witt (1834-1888) melihat keselamatan musik gereja dalam usaha kembali pada musik polifon seperti diciptakan oleh Palestrina (1525-1594). Dengan mengarang sendiri gaya Palestrina dan dengan mengajak pengarang lain, maka terkumpullah banyak lagu koor baru yang diterbitkan. Dan supaya dipakai, maka Witt mendirikan suatu “organisasi S. Cecilia” : Persatuan koor, dirigen dan organis yang cukup meluas di Jerman dan Austria. Mereka adakan pertemuan rutin, konggres; semangatmya dibina oleh  Fx Witt sebagai ketua dalam kunjungannya serta kursus-kursus untuk meningkatkan mutu koor dan nyanyian gereja. Nyanyian gereja diseragamkan, nyanyian umat dilatih. Namun musik Neo-Palestrina sama sekali lain dari pada gaya musik abad ke-19; untuk pertama terbukalah suatu jurang antara perkembangan musik gereja yang berlangsung terus dalam musik gereja Barat hingga saat ini. (Dari Berbagai Sumber/Yis/PRAISE #14). Sumber : www.majalahpraise.com

Bersambung : MUSIK ABAD MODERN (1900-2000)

MUSIK ABAD MODERN (1900-2000)
Published On Desember, 12 2012 | By Majalahpraise Admin
http://www.majalahpraise.com/musik-abad-modern-%281900-2000%29-517.html

Dari awal abad pertengahan hingga akhir abad ke-19 musik klasik didominasi oleh sistem Tonal. Hingga saat itu perkembangan musik adalah suatu gerakan yang merupakan reaksi dari jaman sebelumnya. Kebangkitan Renaisans adalah reaksi dari Abad Pertengahan; Barok adalah reaksi dari Renaisans, Klasik dari Barok, Romantik dari Klasik. Berbeda dengan yang lainnya, Modernisme abad ke-20 adalah reaksi terhadap keseluruhan periode sebelumnya. Hal tersebut karena musik Modern menolak tonalitas (Tonalitas merupakan sebuah sistem relasi antar nada maupun akor seperti telah banyak dikenal dalam musik-musik klasik Eropa dan akhirnya juga menjadi standar musik populer di bumi ini) yang mendominasi musik klasik selama ini. Kontemporer adalah bersifat kekinian; yaitu belum memiliki batas akhir dan masih terus berkembang. Musik klasik dalam pengertian jaman atau era, telah berakhir sejak akhir abad ke-18, sedangkan pengaruhnya masih kuat pada abad ke-19. Namun musik klasik dalam pengertian umum masih terus dikembangkan dengan berbagai kemungkinan baru
Musik era abad ke 20 dimulai pada tahun 1900 hingga tahun 2000. Sedangkan musik kontemporer (Pernah dikupas di PRAISE #7) dimulai pada tahun 1975 hingga sekarang. Dari tahun 1975 hingga 2000 adalah masa dimana musik era abad 20 dan kontemporer berjalan berdampingan.

CIRI DAN TOKOH MUSIK ABAD 20
Musik abad 20 diawali oleh Claude Debussy yang mengusung gaya impresionis. Para komposer benua Amerika memulai karirnya di bidang musik dan berjaya seperti Charles Ives, John Alden Carpenter, dan George Gershwin. Masih ada juga Arnold Schoenberg yang lulusan akademi Vienna yang mengembangkan teknik 12 nada. Alat musik yang digunakan pada era ini terus digunakan hingga sekarang.
     Bentuk dan tipe musik pada abad 20 ini lebih bervariasi. Para komponisnya sangat bebas berekspresi dan berimajinasi, tidak terpaku pada suatu aturan tertentu. Jenis musiknya banyak sekali, dapat berupa neoklasik, ekspresionisme, serialisme, musik elektronik dan musik minimalis. Contohnya adalah aliran ekspresionisme dari Schoenberg, neoclassical dari Igor Stravinsky, aliran futurism dari Luigi Russolo, Alexander Mossolov, Prokoliev, Antheil. Selain musik-musik tersebut, masih ada aliran microtonal dari Julian Carillo, Alois Haba, Harry Partch, dan Ben Johnston. Lalu masih ada aliran sosialis dari Prokofiev, Gliere, Kabalevsky, dan komposer dari Russia lainnya. Selanjutnya, Steve Reich dan Philip Glass mengusung musik dengan harmony yang simple dan ritme minimalis. Musik bersifat konkrit dari Pierre Schaeffer dan musik intitusif seperti Karlheinz Stochausen. Terakhir, ada musik serialisme dari Pierre Boulez, musik politik dari Pierre Boulez, dan musik aleatoric dari John Cage.

NYANYIAN GEREJA ABAD KE-20
Warna dan pola nyanyian jemaat abad ke-20 mulai menunjukkan kesan berbeda. Jika diperbandingkan dengan nyanyian jemaat abad-abad sebelumnya, maka syair-syair baru ini membuka tempat bagi ekspresi yang bersifat “horisontal membumi”. Yang dimaksud adalah diangkatnya pergumulan-pergumulan konkret manusia dan tata masyarakatnya dalam bahasa dan syair nyanyian yang terus terang namun tetap estetis. Ini merupakan hal baru dalam musik liturgi. Sebelumnya, bahasa nyanyian jemaat sebatas pada ungkapan keagungan makhluk-makhluk sorgawi dan kesalehan orang per orang.
     Suatu topik “baru”, muncul dalam sejarah musik gereja. Hal ini melengkapi yang telah ada sebelumnya menjadi tiga tahap. Kita bersyukur bahwa regenerasi dalam nyanyian jemaat masih berlangsung. Ketiga tahap dalam nyanyian jemaat adalah sebagai berikut :
• Pada tahap pertama, keagungan Tuhan, kemuliaan Trinitas menjadi tema nyanyian yang menonjol. Syair nyanyian membicarakan makhluk-makhluk sorgawi dan melulu dalam bahasa agung, seperti : Te Deum Laudamus, Gloria Patri, Te Decet Laus, Magnificat, Agnus Dei, dsb. Nyanyian ini sangat dominan dalam musik Latin hingga Abad-abad Pertengahan dan bahkan memasuki zaman Reformasi.• Tahap kedua, perilaku dan kesalehan manusia mulai terungkap secara lebih terbuka. Ungkapan aku dan Engkau – yakni terjadinya hubungan intim antara manusia dan Allah – mengisi syair-syair dari tahap ini. Munculnya puritanisme, pietisme, ekspansi negara-negara tertentu, spiritualisme kulit hitam, dan sebagainya merupakan latar belakang tema-tema ini. • Tahap ketiga, soal-soal konkret yang dialami manusia dan dunia mulai diungkapkan dalam bahasa manusia. Masalah keadilan, perdamaian, tata masyarakat, kemiskinan, kaum buruh, lingkungan hidup, dibicarakan dalam nyanyian jemaat secara terbuka. Hal ini seperti yang ditulis oleh pemazmur secara nyata, jujur dan terus terang.
     Tahap kemudian tidak menggantikan tahap sebelumnya. Nyanyian jemaat dari abad-abad lalu tidak terbuang sama sekali dalam liturgi seiring munculnya tema-tema baru. Tahap kemudian justru memberikan alternatif dan keragaman. Kini, musik gereja memperoleh keanekaan dengan masuknya tema-tema baru tersebut.
     Suatu studi tentang masa yang silam mengungkapkan, bahwa gereja Kristen telah mewarisi kekayaan musik sepanjang abad Baru sumber-sumber seperti: terjemahan dari lagu-lagu pujian Yunani dan Latin, lagu pujian dan nyanyian untuk paduan suara dari periode Reformasi; nyanyian mazmur metrikal yang dimasukkan Calvin, Marot, dan penyanyi mazmur pada zaman itu; lagu lagu pujian Watts, Wesley yang mengandung unsur “ketenangan manusiawi” dan komposer abad ke-17 dan 18 lain yang memiliki ajaran doktrin yang kuat, musik-musik Injil dari abad ke-19 dan ke-20, terutama sangat berguna untuk usaha penginjilan dan akhir abad ke-19 dan ke-20 dengan penekanan kuat pada tingkah laku kristiani dan tanggung jawab sosial terhadap Injil. Sebuah lagu pujian gerejawi yang baik seharusnya mewakili seluruh unsur-unsur komposisi yang baik. masa sekarang dan ke masa depan menunjukkan banyak trend yang akan menguasai musik gereja injili. Semakin banyak sekolah Alkitab, akademi, dan seminari yang memberi penekanan dan pengajaran tentang musik gereja lebih daripada sebelumnya.
     Akhir-akhir ini semakin banyak pimpinan gereja yang tertarik untuk mengembangkan musik gerejawi. Ada beberapa seminar bahakn sekolah tentang musik. Semakin banyak gereja yang menyadari akan pentingnya paduan suara dan untuk itu persiapan memang harus dilakukan sejak usia dini, yaitu sejak di Sekolah Minggu, dan sesuai dengan kelompok usia. Selamanya, karena musik dan pendidikan memiliki hubungam erat, maka suatu program musik yang terpadu di gereja merupakan alat yang penting untuk mengembangkan suatu program pendidikan Kristen yang kuat. Tetapi, perlu kita akui bahwa masih banyak yang harus dibenahi.
 
KESIMPULAN
Kenneth W. Osbeck dalam bukunya The Ministry of Music menyatakan bahwa untuk mencapai program musik yang efektif dan utuh dalam gereja membutuhkan usaha dan kesabaran. Biasanya ada banyak kendala menghadang, seperti: kelalaian puas dengan diri sendiri, langkanya latar belakang pendidikan musik, tradisi, pra sangka. Mungkin juga seorang pimpinan musik di gereja tidak sampai melihat hasil nyata dari kepemimpinannya khususnya pelayanan musiknya di gereja.
Dan satu hal yang perlu diingat bahwa musik yang baik dan program musik yang hebat bukanlah tujuan utama dalam kehidupan berjemaat. Oleh karena itu program musik gereja harus dititikberatkan untuk menarik individu-individu kepada karya keselamatan yang sudah diberikan Kristus dan kemudian memimpin mereka kepada kehidupan Kristen yang lebih penuh dan dipenuhi Roh Kudus (dari berbagai Sumber/Yis/PRAISE #15). Sumber : www.majalahpraise.com

0 komentar:

10 TIPS SUKSES DALAM BERMUSIK

1. Harus mempunyai tujuan
Memiliki tujuan yang jelas adalah hal yang paling utama dalam sebuah band yang ingin sukses. Dengan mempunyai tujuan yang jelas maka band tersebut dapat menentukan kearah mana band tersebut akan dibawa. Dalam industri musik persaingan sangatlah keras. Kebanyakan label rekaman, manager, produser musik enggan bekerja sama dengan band yang tidak jelas arah dan tujuannya. Mereka lebih memilih untuk bekerjasama dengan musisi yang memiliki tujuan yang jelas dan cekatan.

2. Mempunyai identitas dan ciri khas dalam Bemusik
Banyak sekali sekarang kita temukan band-band baru yang tidak mempunyai ciri khas tertentu yang menandakan identitas band mereka masing-masing atau dengan kata lain band-band tersebut hanya menjadi pengikut dari band terkenal sebelumnya. Kita memang boleh mengagumi suatu band dan ingin seperti band tersebut, namun tidak boleh sepenuhnya mengikuti band tersebut. Band kamu harus tetap memiliki ciri khas tersendiri, bahwa ketika khalayak mendengarkan musik kamu atau sedang melihat acara band, orang banyak tersebut mengetahui bahwa itu adalah band kamu. Orang akan menganggap musik kamu tidak bermutu apabila band kamu tidak memiliki ciri khas tertentu yang membedakan band kamu dari band-band lainnya. Jadi apabila kamu ingin menjadi musisi yang dapat diterima oleh khalayak banyak, kamu harus mempunyai identitas dan ciri khas yang menandakan band kamu, baik dalam warna musik anda maupun gaya berpenampilan dan aksi-aksi panggung band kamu.
3. Proses
“Proses” inilah yang paling penting dalam membuat suatu band menuju kesuksesan. Banyak band yang hanya memikirkan bagaimana bandnya bisa sukses saja, namun melupakan apa yang dinamakan dengan “proses ” Intinya adalah bagaimana kita fokus kepada proses, bukan kepada hasil semata-mata. Jika kita fokus kepada hasil saja, maka terkadang kita merasa cepat puas dengan hasil yang kita dapat. Padahal sebenarnya masih banyak potensi/bakat kita yang dapat digali lebih dalam. Proses merupakan sebuah jalan panjang yang harus dilalui, begitu banyak kendala ataupun rintangan ke depannya tetapi tentunya proses tersebut dengan sendirinya akan mematangkan kita dalam bermusik, baik itu kualitas musik yang dihasilkan ataupun membuat penggemar semakin mencintai musik kita. Banyak band yang kemudian menjadi patah semangat untuk mencoba kembali bersaing.
Dalam dunia musik jika hanya menunggu untuk ditemukan. Kesuksesan tidak mungkin terjadi apabila kita hanya berdiam diri saja. Mereka berkata “saya sedang menunggu sukses!”. Kesuksesan dapat kita raih bukan ditunggu. Jadi tidak ada lagi kata-kata menunggu dalam dunia musik. Jadi tunggu apa lagi, Do-it-now! Demand discovery, never wait for it!
4.Perkenalkan Band kamu kepada siapapun.
Banyak cara yang dapat band lakukan untuk membuat bandnya agar dikenal. Berikut ini beberapa perangakat wajib yang dibutuhkan guna mengejar karir yang serius dalam band untuk menuju kesuksesan:
PRESS KIT/PROMO PACK
- Sebuah demo kaset/CD yang berisikan 3-5 lagu TERBAIK band kamu. ( Kualitas musik disini sangat berpengaruh) Biografi artis. (Informasi penting tentang sang artis, termasuk siapa saja mereka, apa yang mereka lakukan, apa yang sedang mereka kerjakan, dan sebagainya.)
- Daftar lagu (song list). (Seluruh judul lagu yang dibawakan oleh sang artis, milik sendiri atau cover)
- Lirik-lirik lagu. (materi lirik-lirik lagu milik sang artis yang termuat dalam demo mereka.
- Foto artis (foto-foto seputar kegiatan band, personil band, dll)
- “Write-ups” (Berbagai kisah menarik atau resensi yang ditulis media cetak tentang sang artis, bisa juga mengenai liputan
tentang mereka di radio, televise dan ketika band kamu manggung.)
MEDIA INTERNET
Sebagian masyarakat Indonesia juga sangat familiar dengan yang namanya internet. Pada saat sekarang media online atau internet sangatlah menjadi kebutuhan bagi hampir setiap manusia. Kita bisa mempromosikan dan memperkenalkan band kita melalui situs-situs yang ada di internet. Banyak cara yang kita dapat lakukan seperti halnya kita membuat suatu grup di Facebook yang isinya mengenai seluruh kegiatan dan aktivitas band kita, profile band kita, agenda-agenda manggung band, dan masih banyak lagi yang dapat kita lakukan guna mempromosikan serta mengenalkan band kita. Selain itu kita juga bisa mempromosikan lagu atau videoklip kita ke situs-situs internet lainnya seperti my space, youtube,dan situs-situs lainnya baik dalam sakala internasional maupun situs-situs lokal yang belakangan ini muncul dan keberadaanya diakui juga. Hal ini sangat membantu kamu karena hal ini dapat membuat band kamu akan menjadi dikenal oleh banyak orang dengan cara efisien dan sangat efektif bila dikelola dengan baik.
MAILING LIST
Salah satu faktor terpenting dari kesuksesan Band adalah dengan membangun, memelihara serta memaksimalkan pemanfaatan mailing list. Milis ini terdiri dari nama-nama dan kontak informasi para penggemar, kontak media, pelaku industri musik dan siapa saja yang memiliki minat yang sama (bisnis dan sebaliknya) dengan kamu (band). Sebuah mailing list dapat menjadi asset yang berharga bagi artis siapa saja apabila mereka memanfaatkannya secara maksimal.
MEDIA
Pemanfaatan media sangat mendukung band dalam mendukung dalam kemajuan serta kesuksesan dalam sebuah band. Ini mencakup diantaranya industri musik yang mencakup majalah-majalah, surat kabar, radio, televisi. Sebuah band atau artis yang ingin sukses akan berkesinambungan melakukan promosi-promosi bagi karirnya,hal ini sangatlah berpengaruh besar bagi kemajuan band dan dapat menyebabkan “perhatian” bagi label rekaman untuk dapat dikontrak. Pernahkah kamu mendengar orang berkata, “saya nggak pernah lihat dan nggak pernah tahu band mereka.” Nah, kamu harus berlawanan dengan komentar tadi! Berusahalah untuk selalu “tampil” sebanyak mungkin di depan banyak orang. Penuhi keingintahuan industri dan khalayak luas dengan aksi band kamu, maka dijamin band kamu akan tampil di banyak tempat! Manfaatkanlah peran media dengan maksimal agar band kamu dapat dikenal oleh banyak kalangan.
5. Harus memilih pemandu karier (manajer) yang professional
Manajer merupakan salah satu penunjang agar band dapat sukses,karena salah satu tanggungjawab dari manajer personal band adalah membantu band mengambil keputusan yang berhubungan dengan band tersebut. Hal ini tidak luput dari manajer-manajer band yang sudah profesional, terkadang mereka tidak ingin memanajeri band-band baru dengan berbagai alasan, seperti sudah banyaknya band yang sudah mereka manajeri. Hal tersebutlah yang membuat kemudian suatu band mengambil keputusan mengambil manajer bandnya secara asal-asalan, Salah satunya adalah dengan meminta kawannya untuk memanajeri bandnya tersebut. Yang kemudian terjadi justru sang teman tadi cenderung menjadi seorang booking agent dibandingkan manajer personal band, karena biasanya lebih gampang mencarikan panggung daripada memandu karir musik band tersebut. Jika kamu ingin mencari manajer carilah seorang manajer yang profesional. Apabila teman-teman kamu ingin membantu band kamu, mereka bisa menjual tiket atau belajar menjadi kru band kamu (membantu memasangi alat-alat band kamu). Jangan pertaruhkan karier band kamu di tangan seseorang yang sama sekali tidak memahami cara bekerja bisnis musik apalagi tidak berpengalaman sama sekali di dunia bisnis yang satu ini.
6. Kegigihan
Kegigihan, hal inilah yang sangat diperlukan dalam sebuah band. Banyak band yang telah manggung bareng selama lebih dari 10 tahun sebelum akhirnya mendapatkan kontrak rekaman! Inilah yang dinamakan dengan kegigihan. Keuletan seperti itulah yang dapat membawa artis/band ke puncak kesuksesan di bisnis musik. Band kamu bukannya harus menunggu 10 tahun atau lebih untuk menuju sukses, maksudnya disini bukanlah waktu namun apabila kamu mempunyai kegigihan dalam mengarungi suka maupun duka dalam merintis sebuah karir band, maka pintu kesuksesan dapat terbuka bagi band kamu..
7. Tahu apa yang harus dilakukan
Ada cara-cara yang mungkin dapat dilakukan untuk meraih sukses dalam industri musik, hal tersebut adalah
-”Latihan” dengan sungguh-sungguh dan banyak mendengarkan lagu-lagu, agar kualitas musik kamu bertambah baik.
-Cari tahu tentang berbagai pengetahuan tentang bisnis musik! Jangan sekali-sekali beranggapan kalau kamu mengerti semuanya, cari tahu! Jika kamu berfikir akan tahu dengan sendirinya nanti. Kamu benar, memang begitu, tapi ini terjadi setelah kamu tersandung dan jatuh berkali-kali. Jauh lebih pelik dari yang kamu bayangkan! Memang asyik-asyik saja belajar sambil mempraktekannya, tapi jangan sampai belajar dari kesalahan yang terjadi berkali-kali, dong! Ini sangat memakan waktu dan sangat menyakitkan bagi diri kamu sendiri tentunya. Carilah fakta-fakta dan pelajari bisnis ini dengan cara yang benar!
8. Serius dalam bermusik
Jika kamu hanya menganggap bermain musik hanya sekedar hobby kamu saja maka selamanya akan seperti itu atau dengan kata lain band kamu tidak dapat berkembang dan sukses dalam merintis sebuah karir band. Dalam bermusik seriuslah dalam menjalaninya, karena dalam bermusik yang serius dan total maka jalan menuju kesuksesan akan band kamu dapatkan. Jika tujuan kamu adalah menjadi musisi professional, kamu harus menampilkan diri kamu dan apa yang kamu lakukan secara professional pula! Jadi intinya disini adalah keseriusan dalam bermain musik adalah kunci untuk mendapatkan kesuksesan bagi band kamu.
9. Komitmen
Komitmen merupakan hal yang paling pokok dan penting dalam membangun sebuah band menuju kesuksesan. Berkomitmenlah dengan satu tujuan yaitu ingin berkarya dalam dunia musik secara profesional untuk mencapai tingkat kesuksesan bahkan kejayaan. Dengan berkomitmen seperti ini maka segala rintangan atau kesusahan yang melanda band akan diterima dengan ikhlas untuk dijadikan bahan pembelajaran bukan sebagai masalah yang kemudian membuat kamu menjadi menyerah. Dalam hal ini yang penting adalah masa depan bukan masa lalu. Jadi denganmempunyai komitmen yang jelas dan teguh maka sungguh pintu menuju kesuksesan dapat diraih dalam bisnis musik.
10. Maksimal
Maksimal adalah kunci dari kesuksesan sebuah band. Kalau kamu ingin menjadi band terkenal jangan pernah setengah-setengah dalam segala hal. Sebagai contoh apabila ingin manggung di acara musik, kamu harus memperhatikan kostum dan aksi panggung buat band kamu semenarik mungkin agar orang banyak dapat mengenal band kamu. Tentunya kualitas bermusik juga harus maksimal karena pada akhirnya kualitas musik jugalah yang menentukan band kamu nantinya. Kebanyakan band-band yang sudah terkenal bahkan yang sudah mencapai titik kejayaan berpendapat maksimal adalah kunci untuk mencapai semua itu.
Dari kesepuluh tips diatas memang mudah untuk dipahami, namun terkadang terasa sulit ketika dijalani. Dengan didasari kesabaran, konsisten, dan ketekunan. Yakinlah maka apa yang menjadi mimpi-mimpi dan citamu dapat diraih yakni menjadi band yang sukses dan bahkan mencapai titik kejayaan.

0 komentar:

5 hal penting “Belajar Musik” yang harus diketahui Orang Tua

Setiap kali kami bertemu dengan OrangTua murid, kami sering memberitahu 5 hal penting yang patut diketahui oleh mereka mengenai “Belajar Musik”.  5 hal ini patut di-ingat dan dimengerti sehingga orangtua selalu mendukung proses belajar musik anak-anaknya….

- Belajar Musik HARUS DIMULAI dari umur muda (5-6 tahun)
Belajar musik harus dimulai dari umur muda, yaitu 5-6 tahun. Apabila tidak, anak anda akan kehilangan momentum! Seperti yang kita ketahui, belajar musik praktek, tidak seperti belajar teori atau pelajaran sekolah. Memainkan alat musik hanya dapat dipelajari dengan baik apabila motorik dan otot tangan anak masih flexible dan dapat dibentuk, dan ini biasanya dimulai dari umur muda (5-6 th).  Dari pengalaman kami, anak yang usianya telah melampaui 13 th, akan agak sulit untuk belajar memainkan instrumen dengan baik karena otot dan motorik yang telah terbentuk (kaku).  Maka itu, meskipun belajar musik dapat dilakukan juga pada umur dewasa, biasanya performa yang didapat tidak dapat melampaui bagi mereka yang belajar musik dari umur muda.

- Belajar musik TIDAK ADA RELEVANSINYA dengan bakat.
Banyak orangtua murid yang bertanya kepada kami apakah mereka harus mendaftarkan anaknya untuk belajar musik, meskipun mereka merasa anaknya tidak mempunyai bakat musik sama sekali. Cara berpikir demikian sangat salah, karena belajar musik adalah proses pembelajaran informal yang sangat penting, terutama memberikan keseimbangan otak kanan dan otak kiri. Pelajaran di sekolah biasanya melatih anak untuk berpikir dengan otak kiri (matematik, hafalan, dsb), dan musik akan menyeimbangkan otak kanan (memainkan musik dengan indah harus menggunakan perasaan – alam otak kanan).  Anak dapat menyukai musik tanpa bakat, dan hal ini sudah dibuktikan bahwa dengan latihan yang konsisten dan bimbingan guru yang baik, anak akan dapat memainkan musik dengan baik meski tidak begitu mempunyai bakat.  Menyukai dan memberikan apresiasi di musik tidak ada hubungannya dengan bakat!

- Jangan sampai ANAK BERHENTI BELAJAR MUSIK sebelum lulus Grade 5 (ABRSM exam)
Beberapa orangtua murid mengeluarkan anak mereka dari sekolah musik sebelum mereka mencapai grade 5. Hal ini tentunya membuang waktu dan biaya, karena anak akan melupakan segalanya apa yang telah dipelajari. Apabila seseorang sudah mencapai grade 5, setidaknya dia dapat membaca not serta memainkan musik dengan baik.  Selain itu, motorik anak telah ter-program dengan baik sehingga meskipun tidak memainkan musik dalam jangka waktu cukup lama, dia masih dapat melanjutkannya pada umur dewasa.

- Jangan KALAH BERNEGOSIASI DENGAN ANAK sebelum mereka lulus SMA.
Ada baiknya sebelum anak lulus SMA, orangtua murid terus mendukung anaknya untuk belajar musik. “The fate of the child is in the hands of parents”, demikian yang dituturkan oleh Shinichi Suzuki (guru besar Violin dari Jepang). Anak pada umur muda, kadang tidak tahu kegunaan musik. Maka itu, seringkali mereka malas latihan atau bosan. Hal ini tentunya me-trigger anak untuk meminta keluar dari sekolah musik atau berhenti belajar.  Pada kondisi ini, dibutuhkan orangtua murid yang sangat supportif terhadap belajar musik, karena tanpa dukungan dan motivasi, anak akan stop belajar dan tidak mempunyai skill bermain musik dikemudian hari.

- Pada abad 21, 80 % ANAK DAPAT MEMAINKAN MUSIK!
Apabila kita ditanya mengapa tidak dapat bermain musik? Tentunya jawabannya cukup mudah, yaitu tidak ada kesempatan, biaya atau fasilitas. Apabila anak kita ketika dewasa ditanya kenapa tidak dapat memainkan musik, mereka akan sulit menjawabnya. Hal ini karena hampir 80% anak sekarang semuanya belajar musik. Maka itu, apabila mereka tidak dapat bermain musik, mereka akan menjadi “Kuper” (kurang bergaul).  Jangan sampai anak kita menyalahkan orangtuanya dikemudian hari karena tidak mendukung mereka…..

0 komentar:

Lagu-lagu Indonesia Yang Mendunia

                     

Simak nih lagu-lagu HEITZZ Indonesia yang membanggakan Indonesia karena saking ngetopnya sampai dibuat ulang oleh ke dunia Internasional. Berikut beberapa lagu-lagunya:



Sheila on 7 - Sephia
Sheila On 7 pernah sangat berjaya di awal tahun 2000-an dan sampai sekarang masih eksis di dunia belantika musik Indonesia walaupun sudah tidak seproduktif dahulu. Melalui album Kisah Klasik Masa Depan dengan single andalan berjudul Sephia, kepopuleran Sheila On 7 semakin meroket. Kepopuleran lagu Sephia ini bahkan terdengar hingga Taiwan. Dan akhirnya menarik musisi Taiwan Qi Pin untuk mengcover ulang lagu tersebut menjadi Sophia dan dinyanyikan dengan lirik Mandarin.

Andra and The Backbone - Sempurna

Lagu Sempurna tak hanya dinyanyikan oleh musisi luar negeri seperti Andra and The Backbone maupun Gita Gutawa. Dengan nada eye catchy yang sederhana, lagu ini mampu memikat Nicholas Teo untuk menyanyikan ulang dengan judul yang tidak diubah. Uniknya lagi, kata 'sempurna' yang dinyanyikan ulang oleh Nicholas Teo itu tetap sama dan tidak diubah dalam bahasa Mandarin. Hanya saja, lirik lainnya tetap menggunakan bahasa Mandarin.


Wali Band - Cari Jodoh


Grup band fenomenal Wali sangat beruntung karena lagu ini dicover ulang oleh penyanyi asal Malta, Eropa, Fabrizio Faniello. Lagu Cari Jodoh ternyata digemari di Eropa, hingga menempati urutan tangga lagu teratas setelah diaransemen ulang dan dirombak ke dalam bahasa Inggris.


Peterpan - DibelakangKu (Noah)


Lagu Dibelakangku milik Peterpan ini juga dicover ulang menjadi sebuah lagu berjudul Aao Mile Chale dan juga menjadi soundtrack film India bertajuk Woh Lamhe. Wah nampaknya Peterpan memang menjadi legenda musik Indonesia yah. Hebat! meskipun SLANK,AGNES MONICA DAN ANGGUN SUDAH GO INTERNASIONAL,namun lagu-lagu Noah(peterpan) lebih banyak terjual ke luar negeri,terbukti album Bintang di surga terjual lebih dari 2,7 juta kopi,hal itu menjadi kan NOAH (yang dulunya bernama Peterpan) sebagai Band Asia tenggara yang paling laris albumnya di Asia Tenggara.


Bengawan Solo - Gesang


Di saat lagu keroncong bukan menjadi musik yang populer saat ini di masyarakat Indonesia, siapa sangka lagu keroncong berjudul "Bengawan Solo" justru terkenal di mancanegara. Lagu yang diciptakan maestro keroncong Gesang pada tahun 1940 ini telah dialihbahasakan ke versi bahasa Inggris dan dibawakan oleh Mona Fong, penyanyi kelahiran China. Selain itu lagu "Bengawan Solo" juga pernah muncul di film In The Mood For Love besutan Wong Kar-wai pada tahun 2000.Disamping itu lagu yang menceritakan sebuah sungai di Solo ini juga dinyanyikan oleh penyanyi jazz asal Jepang keturunan Brazil, Lisa Ono dengan begitu indahnya. Lagu yang diciptakan dalam waktu 6 bulan ini telah diterjemahkan setidaknya kedalam 13 bahasa antara lain Tionghoa dan Bahasa Jepang. Atas karyanya yang mendunia ini, Gesang tetap berhak atas royalti lagu "Bengawan Solo".


Jadi makin cinta lagu-lagu Indonesia kan??
Sekian postingan dari saya,terimakasih. HORASSS!!!!!!!

0 komentar:

10 LAGU PALING ENAK DI DENGAR

     Kali ini,saya akan memposting "10 lagu paling enak di dengar" versi saya.
langsung saja.

1.   Avanged Sevenfold, Dear God
2.   Shaina Twain, Forever and For Always
3.   John Legend, All Of Me
4.   Taylor Swift, Love Story
5.   Taylor Swift, RED
6.   Eminem ft. Rihanna, They Way You Lie part2
7.   Taylor Swift, Blank Space
8.   Carrie Underwood, Just a Dream
9.   Michael Jackson, Heal The World
10. Adele, One and Only


     Sekian postingan saya kali ini yang berjudul "10 lagu paling enak di dengar"  semoga bermanfaat bagi anda sekalian yang membacanya dan kita lebih menyukai dan mendalami musik,terimakasih.

0 komentar:

Perbedaan Piano dan Keyboard/Organ

Piano (Gran Piano)

Merupakan alat music yang mempunyai tuts, dan masing masing tuts ini berbunyi note – note music seperti doremifasolasido, piano tersebut hanya mengeluarkan suara music akustik beda halnya dengan Keyboard/Organ Tunggal.


Keyboard/Organ Tunggal




Pengertiannya secara umum sama seperti piano, namun keyboard tersebut memiliki kelebihan dalam hal suara yang dikeluarkan, dalam piano mungkin hanya suara akustik saja yang keluar, namun dari keyboard / organ tunggal ini hamper berbagai macam jenis suara music ada didalamnya, sehingga orang akan lebih tertarik bila menyanyikan sebuah lagu itu diiringi dengan alat music yang lengkap.

Dalam dunia intertainment khususnya dunia music, Piano / Keyboard / Organ Tunggal merupakan salah satu alat music yang cukup menarik bagi para pencinta music, kenapa demikian? Karena dalam keyboard tersebut sudah tertera beberapa alat music yang lain seperti drums, gitar, bass dan lain – lain. Maka dari itu anda bisa bernyanyi dengan alat music yang lengkap tapi hanya menggunakan satu alat music yaitu keyboard.

Nah berbicara masalah keyboard di kalangan masyarakat tentu sudah tidak asing lagi, bahkan di daerah pedesaan alat music ini sering digunakan untuk hiburan organ tunggal / Dangdut, dan sering digelar dalam acara pernikahan, khitanan, acara sekolah, hiburan pemuda dan lain sebagainya yang bersangkutan dengan acara hiburan pada umumnya.

Nah mungkin sekian informasi yang bisa saya sampaikan, semoga artikel Pengertian Piano, Keyboard/Organ Tunggal dan Perbedaannya bermanfaat buat para pembaca. Terimakasih

0 komentar:

Macam-Macam Genre Musik



Alternative Rock
Alternative Rock adalah aliran musik rock yang muncul pada tahun 1980-an dan menjadi sangat populer di tahun 1990. Nama “alternatif” ditemukan pada tahun 1980 untuk mendeskripsikan band-band punk rock yang tidak sesuai dengan aliran punk rock pada masanya. Sebagai jenis musik yang spesifik, rock alternatif mempunyai sub-aliran yang bervariasi, dari musik indie yang bermulai pada tahun 1980 dan menjadi populer pada tahun 1990; seperti indie rock, grunge, gothic rock, dan college rock. Aliran-aliran tersebut terkonsolidasi dengan ciri khasnya masing-masing.
Walaupun aliran alternatif terhitung sebagai aliran rock, tapi beberapa sub-alirannya terpengaruh oleh musik rakyat, reggae, musik elektronik, dan jazz. Dalam periode tertentu, istilah rock alternatif digunakan untuk menyebut musik rock dari band underground pada tahun 1980an, punk rock (termasuk punk itu sendiri), dan untuk musik rock itu sendiri pada tahun 1990an dan 2000an.
Contoh Band yang menggunakan genre Alternative Rock: Nirvana

Blues
Blues adalah sebuah aliran musik vokal dan instrumental yang berasal dari Amerika Serikat (AS).
Musik blues berangkat dari musik-musik spiritual dan pujian yang muncul dari komunitas mantan budak-budak Afrika di AS. Penggunaan blue note dan penerapan pola call-and-response (di mana dua kalimat diucapkan/dinyanyikan oleh dua orang secara berurutan dan kalimat keduanya bisa dianggap sebagai “jawaban” bagi kalimat pertama) dalam musik dan lirik lagu-lagu blues adalah bukti asal usulnya yang berpangkal di Afrika Barat. Di era kini banyak Blues Lovers lahir. Mereka menyimak, belajar, menulis, memainkan, dan bikin album.
Musik blues mempunyai pengaruh yang besar terhadap musik populer Amerika dan Barat yang baru, seperti dapat terlihat dalam aliran ragtime, jazz, “blues rock”, “electric blues”, bluegrass, rhythm and blues, rock and roll, hip-hop, dan country, “reggae”, serta musik rock konvensional.
Contoh yang menggunakan genre Blues : (Alm)Ray Charles

Classical
Genre Classical merupakan istilah luas yang biasanya mengacu pada musik yang dibuat di atau berakar dari tradisi kesenian Barat, mencakup periode dari sekitar abad ke-9 hingga abad ke-21.
Sejarah musik classical Barat
Contoh orang yang menggunakan Genre Classical : Mozart

Country
Genre Country adalah campuran dari unsur-unsur musik Amerika yang berasal dari Amerika Serikat Bagian Selatan dan Pegunungan Appalachia. Musik ini berakar dari lagu rakyat Amerika Utara, musik kelt, musik gospel, dan berkembang sejak tahun 1920-an. Istilah musik country mulai dipakai sekitar tahun 1940-an untuk menggantikan istilah musik hillbilly yang berkesan merendahkan. Pada tahun 1970-an, istilah musik country telah menjadi istilah populer. Istilah lain untuk genre musik ini adalah country and western, namun sudah semakin jarang dipakai kecuali di Britania Raya dan Irlandia.
Contoh orang yang menggunakan Genre Country: Taylor Swift

Easy Listening
Easy Listening merupakan genre yang gampang didengar oleh para pendengar musik. Biasanya Genre ini biasa dimainkan oleh Band-Band Indonesia. Easy Listening memiliki arti gampang didengar, berarti di Lagu yang ber genre Easy Listening memiliki Lirik yang mudah dihafalkan dan nada yang Slow.
Contoh Band yang menggunakan Genre Easy Listening : Ten2Five

Rock
Genre Rock adalah genre musik populer yang mulai diketahui secara umum pada pertengahan tahun 50an. Akarnya berasal dari rhythm and blues, musik country dari tahun 40 dan 50-an serta berbagai pengaruh lainnya. Selanjutnya, musik rock juga mengambil gaya dari berbagai musik lainnya, termasuk musik rakyat (folk music), jazz dan musik klasik.
Bunyi khas dari musik rock sering berkisar sekitar gitar listrik atau gitar akustik, dan penggunaan back beat yang sangat kentara pada rhythm section dengan gitar bass dan drum, dan kibor seperti organ, piano atau sejak 70-an, synthesizer. Disamping gitar atau kibor, saksofon dan harmonika bergaya blues kadang digunakan sebagai instrumen musik solo. Dalam bentuk murninya, musik rock “mempunyai tiga chords, bakcbeat yang konsisten dan mencolok dan melody yang menarik”.
Pada akhir tahun 60-an dan awal 70-an, musk rock berkembang menjadi beberapa jenis. Yang bercampur dengan musik folk (musik daerah di amerika) menjadi folk rock, dengan blues menjadi blues-rock dan dengan jazz, menjadi jazz-rock fusion. Pada tahun 70an, rock menggabungkan pengaruh dari soul, funk, dan musik latin. Juga di tahun 70an, rock berkembang menjadi berbagai subgenre (sub-kategori) seperti soft rock, glam rock, heavy metal, hard rock, progressive rock, dan punk rock. Sub kategori rock yang mencuat ditahun 80an termasuk New Wave, hardcore punk dan alternative rock. Pada tahun 90an terdapat grunge, Britpop, indie rock dan nu metal.
Contoh Band yang menggunakan Genre Rock : My Chemical Romance

Rap
Rap adalah salah satu unsur musik hip-hop. Rap merupakan teknik vokal yang berkata-kata dengan cepat, sementara pelakunya disebut rapper. Biasanya, rap diiringi oleh DJ maupun sebuah band.
Biasanya, rapper seperti penyanyi biasa, yaitu bernyanyi solo. Contohnya adalah Xzibit dan Jay-Z. Ada pula rapper yang menjadi anggota band, misalnya Mike Shinoda dari Linkin Park. Umumnya, rapper berkulit hitam karena banyak rapper berasal dari daerah pinggiran. Di antara sedikit rapper yang berkulit putih adalah Eminem dan Sean Paul. Rapper sering disebut pula dengan MC (Master of Ceremony).
Contoh orang yang menggunakan genre Rap : Igor Saykoji

Jazz
Jazz adalah jenis musik yang tumbuh dari penggabungan blues, ragtime, dan musik Eropa, terutama musik band. Beberapa subgenre jazz adalah Dixieland, swing, bebop, hard bop, cool jazz, free jazz, jazz fusion, smooth jazz, dan CafJazz.
Contoh orang yang menggunakan Genre Jazz : Bob James

Death Metal
Death metal adalah sebuah sub-genre dari musik heavy metal yang berkembang dari thrash metal pada awal 1980-an. Beberapa ciri khasnya adalah lirik lagu yang bertemakan kekerasan atau kematian, ritme gitar rendah (downtuned rhythm guitars), perkusi yang cepat, dan intensitas dinamis. Vokal biasanya dinyanyikan dengan gerutuan (death grunt) atau geraman maut (death growl). Teknik menyanyi seperti ini juga sering disebut “Cookie Monster vocals”.
Contoh Band yang menggunakan Genre Death Metal : The Berzerker

J-Pop
J-pop adalah istilah yang digunakan untuk musik populer Jepang yang memasuki arus utama musik Jepang pada tahun 1990-an. Istilah J-pop digunakan untuk membedakannya dari enka dan musik rakyat min’yo. “J-pop” modern berakar dari musik tahun 1960-an seperti yang dimainkan The Beatles,dan menggantikan kayokyoku (musik pop Jepang hingga 1980-an) dalam dunia musik Jepang. Istilah J-pop diciptakan media massa Jepang untuk membedakannya dari musik asing, dan sekarang merujuk kepada hampir semua musik populer di Jepang. Menurut data tahun 2006 dari International Federation of the Phonographic Industry, industri musik Jepang memiliki industri musik terbesar nomor dua di dunia, dan hanya berada di bawah Amerika Serikat.
Contoh kelompok yang menggunakan Genre J-Pop : Arashi

New Age
Music New Ages adalah sebuah aliran music yang mampu memberikan sebuah salah satu pengalaman sbb: positif,relaks,insipirasi,nyaman,semangat,ada unsur kebudayaan
oleh sebab itu tidaklah heran kalau kita bisa menyukai sebuah music new ages dengan bahasa yang sama sekali kita tidak mengerti, atau sebuah lagu yang sudah diciptakan beratus2 tahun yang lalu yang mungkin hanya dicipakan dengan alat music dan suara vokal seadanya
Music adalah ekspresi dari jiwa.
Mungkin anda yang pernah mendengar lagu new ages pasti sangat mengerti kenapa anda bisa mencintai music ini.
Contoh Orang yang menggunakan Genre New Age : Paul Schwartz

R&B
R&B adalah genre musik populer yang menggabungkan jazz, gospel, dan blues, yang pertama kali diperkenalkan oleh pemusik Afrika-Amerika. Pada tahun 1948, perusahaan rekaman RCA Victor memasarkan musik kaum kulit hitam yang disebut Blues and Rhythm. Pada tahun yang sama, Louis Jordan mendominasi lima besar tangga lagu R&B dengan tiga lagu, dan dua dari lagunya berdasar pada ritme boogie-woogie yang terkenal pada tahun 1940-an. Band Jordan, Tympany Five (1938) terdiri dari dirinya sebagai vokal dan pemain saksofon beserta musisi-musisi lain sebagai pemain trompet, saksofon tenor, piano, bas, dan drum.Istilah ini pertama kali dipakai sebagai istilah pemasaran dalam musik di Amerika Serikat pada tahun 1947 oleh Jerry Wexler yang bekerja pada majalah Billboard. Istilah ini menggantikan istilah musik ras dan kategori Billboard Harlem Hit Parade pada Juni 1949. Tahun 1948, RCA Victor memasarkan musik kulit hitam dengan nama Blues and Rhythm. Frasa tersebut dibalik oleh Wexler di Atlantic Records, yang menjadi perusahaan rekaman yang memimpin bidang R&B pada tahun-tahun awal.
Contoh Orang yang menggunakan genre R&B : Justin Timberlake

J-Rock
J-Rock atau Japanese rock digunakan untuk menyebut genre musik rock yang ada di Jepang.
Aliran musik J-Rock menjadi populer di Indonesia berkat kepopuleran penayangan anime di televisi dengan lagu tema (soundtrack) yang dibawakan penyanyi dan kelompok musik Jepang.Sejarah J-Rock dimulai tahun 1957 dengan dikenalnya musik rock di Jepang bersamaan dengan puncak kepopuleran rockabilly yang merupakan salah satu gaya rock ‘n’ roll.
Rockabilly yang dimulai di berbagai kelab jazz melahirkan penyanyi rockabilly seperti Mickey Curtis, Masaaki Hirao, dan Keijiro Yamashita. Pada bulan Februari 1958, ketiganya tampil dalam konser Westan Kanibaru I (Western Carnival I) di gedung pertunjukan bernama Nihon Gekijo, Tokyo.
Di akhir dekade 1950-an, kepopuleran rockabilly yang mulai surut digantikan era Kaba Popsu (cover pops) yang terdiri dari berbagai jenis musik. Di antara tokoh cover pops terdapat musisi seperti Yuya Uchida dan Isao Bito yang berakar pada genre rockabilly. Selain itu, cover pops dengan gaya Liverpool Sound lahir mengikuti kepopuleran grup-grup musik seperti The Beatles di sekitar tahun 1963.
Contoh Band Yang menggunakan Genre J-rock : Flow & J-Rocks

Reggae
Reggae merupakan irama musik yang berkembang di Jamaika. Reggae mungkin jadi bekas di perasaan lebar ke menunjuk ke sebagian terbesar musik Jamaika, termasuk Ska, rocksteady, dub, dancehall, dan ragga. Barangkali istilah pula berada dalam membeda-bedakan gaya teliti begitu berasal dari akhir 1960-an. Reggae berdiri di bawah gaya irama yang berkarakter mulut prajurit tunggakan pukulan, dikenal sebagai “skank”, bermain oleh irama gitar, dan pemukul drum bass di atas tiga pukulan masing-masing ukuran, dikenal dengan sebutan “sekali mengeluarkan”. Karakteristik, ini memukul lambat dari reggae pendahuluan, ska dan rocksteady.
Contoh Band yang menggunakan genre Reggae : Steven And Coconut Treez

Techno
Genre Techno adalah aliran Musik yang menggunakan tema futuristik. Musik Techno juga dipakai di Club-Club malam dan biasanya Musik ini dimainkan oleh seorang DJ. Musik ini tidak dimainkan dengan alat musik tradisional seperti Gendang, Gitar, Sasando, dll. Dia menggunakan alat musik Digital seperti Dj Maker yang biasa dipakai untuk me-remix musik yang sudah ada menjadi musik yang bertema Futuristik.
Contoh orang yang menggunakan Genre Techno: Daft Punk

World
Dunia musik adalah istilah umum untuk kategori musik global, seperti musik tradisional atau musik rakyat dari sebuah budaya yang diciptakan dan dimainkan oleh musisi adat dan erat terkait dengan musik dari daerah asal mereka. Genre ini biasanya lebih mengandung lagu-lagu rakyat yang sangat lama, Misalnya Sekitar 0-800 Masehi bahkan bisa sebelum Masehi
Contoh Orang yang menggunakan genre World : Aeson

Dangdut
Dangdut merupakan salah satu dari genre seni musik yang berkembang di Indonesia. Bentuk musik ini berakar dari musik Melayu pada tahun 1940-an. Dalam evolusi menuju bentuk kontemporer sekarang masuk pengaruh unsur-unsur musik India (terutama dari penggunaan tabla) dan Arab (pada cengkok dan harmonisasi). Perubahan arus politik Indonesia di akhir tahun 1960-an membuka masuknya pengaruh musik barat yang kuat dengan masuknya penggunaan gitar listrik dan juga bentuk pemasarannya. Sejak tahun 1970-an dangdut boleh dikatakan telah matang dalam bentuknya yang kontemporer. Sebagai musik populer, dangdut sangat terbuka terhadap pengaruh bentuk musik lain, mulai dari keroncong, langgam, degung, gambus, rock, pop, bahkan house music.
Penyebutan nama “dangdut” merupakan onomatope dari suara permainan tabla (dalam dunia dangdut disebut gendang saja) yang khas dan didominasi oleh bunyi dang dan ndut. Nama ini sebetulnya adalah sebutan sinis dalam sebuah artikel majalah awal 1970-an bagi bentuk musik melayu yang sangat populer di kalangan masyarakat kelas pekerja saat itu.
Contoh orang yang menggunakan Genre Dangdut: Rhoma Irama.
sekian postingan dari saya,terimakasih.

0 komentar: